Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan BMKG soal Suhu Dingin Malam dan Pagi Hari di Musim Kemarau

Kompas.com - 17/07/2023, 14:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Suhu dingin dirasakan di sejumlah daerah ketika malam hingga pagi hari dalam beberapa hari terakhir. 

Di awasan dataran tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah dilaporkan suhu berada di bawah minus nol derajat Celsius Senin (17/7/2023) pagi.

Suhu terdingin di Dieng pagi ini dilaporkan mencapai minus 1,24 derajat Celsius.

Padahal, sebagian besar wilayah Indonesia diperkirakan memasuki puncak musim kemarau pada Juli-Agustus 2023.

Lantas, mengapa suhu udara dingin melanda meski sudah memasuki puncak kemarau?

Baca juga: Warning BMKG soal Bibit Siklon Tropis 95W dan Dampaknya bagi Indonesia

Fenomena alamiah

Kepala Sub Bidang Prediksi Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ida Pramuwardani mengatakan, Bumi berada pada titik terjauhnya dari Matahari, sehingga berpengaruh pada suhu suatu wilayah.

"Jauhnya jarak antara Bumi dengan Matahari akan berdampak pada penurunan rata-rata suhu minimum wilayah tersebut," kata Ida kepada Kompas.com, Senin (17/7/2023).

Kendati demikian, ia memastikan bahwa suhu udara dingin belakangan merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi ketika masa puncak kemarau pada Juli-September.

Ia menjelaskan, wilayah Indonesia yang mengalami suhu dingin sebagian besar terjadi bersamaan dengan kondisi cuaca cerah di daerah tersebut.

"Kondisi cuaca cerah ini ditandai dengan adanya pergerakan angin dari wilayah timur yang berasal dari Benua Australia," jelas dia.

Baca juga: BMKG: Cuaca Dingin Bulan Juli Tak Terkait Fenomena Aphelion

Angin monsun Australia

Ida menuturkan, wilayah Australia pada Juli berada pada periode musim deingan.

Karena itu, pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan pergerakan masa udara dingin menuju Indonesia atau lebih dikenal dengan angin monsun dingin Australia.

Selain dampak angin dari Australia, berkurangnya awan dan hujan di beberapa wilayah Indonesia juga turut berpengaruh pada suhu yang dingin di malam hari.

"Ketiadaan awan di atmosfer menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan Bumi pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer," ujarnya.

"Kemudian langit yang cenderung bersih tanpa awan akan menyebabkan panas radiasi balik. Gelombang panjang ini langsung dilepas ke atmosfer luar," lanjutnya.

Hal ini menyebabkan udara dekat permukaan Bumi terasa lebih dingin, terutama pada malam hingga pagi hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Resmi Dilantik, Berikut Profil dan Kekayaan PM Singapura Lawrence Wong

Resmi Dilantik, Berikut Profil dan Kekayaan PM Singapura Lawrence Wong

Tren
Raja Charles III Kehilangan Indra Perasa akibat Efek Samping Pengobatan Kanker

Raja Charles III Kehilangan Indra Perasa akibat Efek Samping Pengobatan Kanker

Tren
Cara Menyosialisasikan Anak Kucing agar Mengenali Lingkungan dengan Baik

Cara Menyosialisasikan Anak Kucing agar Mengenali Lingkungan dengan Baik

Tren
Ban 'Botak' Diukir Ulang Bisa Hemat Pengeluaran, Amankah Digunakan?

Ban "Botak" Diukir Ulang Bisa Hemat Pengeluaran, Amankah Digunakan?

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: Korban Meninggal Capai 67 Orang, 20 Warga Masih Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: Korban Meninggal Capai 67 Orang, 20 Warga Masih Hilang

Tren
Kemenkes Pastikan Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Ini Caranya

Kemenkes Pastikan Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Ini Caranya

Tren
Gletser Terakhir di Papua Diperkirakan Akan Hilang Sebelum 2026

Gletser Terakhir di Papua Diperkirakan Akan Hilang Sebelum 2026

Tren
Link, Cara, dan Syarat Daftar IPDN 2024, Lulus Bisa Jadi PNS Kemendagri

Link, Cara, dan Syarat Daftar IPDN 2024, Lulus Bisa Jadi PNS Kemendagri

Tren
Sudah Bayar Tunggakan Iuran, Apakah BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Sudah Bayar Tunggakan Iuran, Apakah BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
6 Dokumen yang Harus Dipersiapkan untuk Mendaftar Sekolah Kedinasan, Apa Saja?

6 Dokumen yang Harus Dipersiapkan untuk Mendaftar Sekolah Kedinasan, Apa Saja?

Tren
Tips Latihan Beban untuk Pemula agar Terhindar dari Cedera

Tips Latihan Beban untuk Pemula agar Terhindar dari Cedera

Tren
6 Olahraga yang Ampuh Menurunkan Kolesterol Tinggi, Apa Saja?

6 Olahraga yang Ampuh Menurunkan Kolesterol Tinggi, Apa Saja?

Tren
PKS Disebut 'Dipaksa' Berada di Luar Pemerintahan, Ini Alasannya

PKS Disebut "Dipaksa" Berada di Luar Pemerintahan, Ini Alasannya

Tren
Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Hitam Selama Sebulan

Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Hitam Selama Sebulan

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 16-17 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 16-17 Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com