Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Kebiasaan Buruk Ini Ternyata Bisa Merusak Otak, Apa Saja?

Kompas.com - 16/06/2023, 15:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kebiasaan sehari-hari mempengaruhi kesehatan seseorang, salah satunya kesehatan otak.

Kesehatan otak sangat penting karena organ tubuh ini berperan sebagai pusat kendali tubuh.

Namun, fungsi otak bisa menurun seiringnya bertambahnya waktu, terlebih apabila Anda melakukan beberapa aktivitas buruk setiap hari.

Lantas, apa saja kebiasaan buruk yang bisa merusak dan menurunkan fungsi otak? Simak penjelasannya. 

Baca juga: 8 Kebiasaan Minum Kopi yang Bisa Membuat Berat Badan Naik, Apa Saja?

7 Kebiasaan buruk yang bisa merusak otak

Berikut kebiasaan buruk yang merusak otak menurut Direktur Unit Penelitian Genetika dan Penuaan dan direktur Pusat Kesehatan Otak McCance di Rumah Sakit Umum Massachusetts, Rudolph Tanzi. 

Dilansir dari Health Harvard, berikut kebiasaan yang bisa merusak otak:

1. Duduk terlalu lama

Orang dewasa rata-rata duduk selama 6,5 jam per hari. Studi 2018 di PLOS One menemukan, terlalu banyak duduk berdampak pada perubahan otak, terutama kemampuan untuk menyimpan memori.

Para peneliti menggunakan pemindaian MRI untuk melihat lobus temporal medial (MTL) pada orang berusia 45-75 tahun.

Mereka kemudian membandingkan pemindaian dengan jumlah rata-rata jam per hari orang duduk.

Hasilnya, orang yang duduk paling lama memiliki wilayah MTL yang lebih tipis. Menurut para peneliti, penipisan MTL bisa menjadi awal dari penurunan kognitif dan demensia.

Untuk mengatasinya, Tanzi menyarankan agar seseorang bergerak setelah duduk selama 15-30 menit. Cobalah mengatur alarm di ponsel Anda sebagai pengingat kapan Anda harus bergerak.

Anda bisa memulai dengan gerakan sederhana yang aktif, seperti berjalan, push-up, squat atau lunge di sekitar lingkungan.

Baca juga: Kebiasaan Makan yang Merusak Tubuh Usia 30 Tahun ke Atas, Apa Saja?

2. Kurang berinteraksi

Terbiasa sendiri dan mengalami rasa sepi kerap mengakibatkan timbulnya depresi yang berisiko tinggi terkena Alzheimer.

Sebuah studi Juli 2021 di The Journals of Gerontology: Seri B menemukan, orang yang kurang aktif akan cenderung kehilangan lebih banyak materi abu-abu di otak, yakni lapisan luar yang memproses informasi.

Untuk mencegahnya, temukan dua atau tiga orang yang bisa menemani dan berbagi cerita dengan Anda.

Lakukan komunikasi sesering mungkin, misalnya dengan membuat grup, berkirim pesan, dan bersua. Interaksi dengan seseorang bisa merangsang kesehatan mental.

Baca juga: Kebiasaan Duduk Menyilangkan Kaki Berisiko Buruk bagi Kesehatan, Apa Dampaknya?

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com