Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Simbol Kemiskinan, Tempe Masuk Daftar Hidangan Tradisional Terbaik di Dunia

Kompas.com - 26/04/2023, 16:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sumber protein nabati, tempe, kembali mendunia.

Kali ini, tempe masuk dalam jajaran hidangan terbaik di dunia versi TasteAtlas.

Dilansir dari Taste Atlas, dalam daftar yang dirilis 24 April 2023, tempe goreng menduduki peringkat kelima hidangan terbaik di dunia mengalahkan spaghetti aglio e olio, Italia.

Adapun posisi pertama hidangan tradisional terbaik di dunia adalah zeytoon parvardeh dari Iran.

Kemudian di nomor dua dan seterusnya ada guacamole dari Meksiko, Muhammara dari Suriah, dan Mujaddara dari Irak.

Baca juga: Jadi Ikon Google Doodle Hari Ini, Berikut Sejarah Tempe Mendoan

Makanan simbol kemiskinan

Diberitakan Kompas.com (29/10/2022), peneliti studi pangan dan gizi Universitas Gadjah Mada, Murdijati Gardjito mengatakan, tempe sempat menjadi makanan simbol kemiskinan.

Pasalnya, harga makanan dari bahan baku kedelai itu terbilang murah dan kerap dikonsumsi keluarga menengah ke bawah.

"Tempe sempat dikonotasikan sebagai simbol kemiskinan, bukan simbol kehormatan," kata Murdijati.

Namun, tempe kini menjadi makanan yang mendunia dengan kandungan protein yang melimpah.

Makanan ini mulanya ditemukan oleh nenek moyang bangsa Indonesia.

Baca juga: Tahu Vs Tempe, Mana yang Lebih Sehat?

Sejarah tempe

Dilansir dari Kompas.com (7/9/2019), sejarawan sekaligus budayawan Onghokham mengungkapkan, tempe lahir pada di era Belanda, tepatnya ketika sistem tanam paksa diberlakukan.

Saat itu, masyarakat Indonesia menemukan makanan tempe yang menyelamatkan kelangsungan hidup mereka.

Disebutkan, mulanya masyarakat Indonesia memenuhi kebutuhan protein mereka dengan berburu, berternak, atau memancing.

Baca juga: Selain Membuat Kulit Lebih Cantik, Ini Manfaat Tempe bagi Kesehatan

Namun, pada masa sistem tanam paksa, masyarakat mengalami perubahan pola pemenuhan gizi.

Mereka tidak lagi mempunyai waktu untuk berburu, beternak, dan memancing.

Alhasil, mereka tanpa sengaja membuat tempe yang semula disebut kue dari kacang kedelai.

Makanan ini juga disebut sebagai makanan rakyat (volk's voedsel).

Proses pembuatannya cukup sederhana dan menggunakan alat tradisional.

Makanan itu hingga saat ini menjadi hidangan yang digemari seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.

Baca juga: 3 Makanan Kaya Protein, Pengganti Saat Tahu Tempe Langka di Pasaran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com