KOMPAS.com – Hari ini 26 tahun lalu, tepatnya 19 April 1997 pesawat Merpati Nusantara Airlines dengan kode penerbangan MZ 106 jatuh di Desa Bulutumbang, Belitung.
Pesawat itu lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang pada pukul 06.40 WIB dengan tujuan Bandara Tanjung Pandan (saat ini bernama Bandara H.A.S. Hanandjoeddin) di Belitung dan diperkirakan mendarat pada pukul 07.50 WIB.
Nahas, dikutip dari AviationSafetyNetwork, pesawat tersebut jatuh sekitar pukul 07.39 WIB sebelum sempat mendarat di Bandara Tanjung Pandan.
Pesawat yang jatuh merupakan tipe British Aerospace ATP (Advanced Turbo Prop) dengan kode registrasi PK-MTX. Penerbangan pertamanya dilakukan pada 1992.
Pesawat tersebut membawa membawa 53 orang yang terdiri dari 5 kru dan 48 penumpang.
Baca juga: Viral, Video Penumpang Pesawat Batik Air Ngamuk karena AC Mati, Maskapai Jelaskan Penyebabnya
Dilansir dari Kompas.com (19/4/2021), dari jumlah penumpang dan kru, korban tewas sebanyak 15 orang, terdiri dari 4 kru termasuk pilot dan ko-pilot serta 11 penumpang.
Lainnya selamat dengan luka ringan hingga berat, salah satunya bocah berusia 5 tahun.
Bocah itu bahkan disebut tak mengalami luka sama sekali.
Sementara itu, saat dievakuasi, delapan dari 15 korban tewas kondisinya hangus terbakar.
Sedangkan tujuh korban tewas lainnya karena menderita sejumlah luka.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Lion Air JT 904 Jatuh di Laut Bali karena Pilot Berhalusinasi
Masih dari sumber yang sama, kecelakaan tragis itu bermula saat pesawat berada di atas ketinggian 2.000 kaki, pilot mengontak petugas menara Bandara Tanjung Pandan untuk meminta izin mendarat.
Kontak antara pilot dan petugas menara diketahui berlangsung sekitar empat menit sebelum terjadi kecelakaan.
Petugas menara sempat menginstruksikan untuk mendarat di runway 36.
Pada pagi itu, kondisi cuaca langit baik. Selain itu, tidak ada tanda-tanda bahwa pesawat mengalami kerusakan.
Baca juga: Ramai soal Suara Gemuruh Pesawat di Langit Tangsel, Ada Apa?
Dirjen Perhubungan Udara saat itu, Zainuddin Sikado pun heran dengan kejadian yang menimpa Merpati Nusantara 106.