Pesawat itu lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang pada pukul 06.40 WIB dengan tujuan Bandara Tanjung Pandan (saat ini bernama Bandara H.A.S. Hanandjoeddin) di Belitung dan diperkirakan mendarat pada pukul 07.50 WIB.
Nahas, dikutip dari AviationSafetyNetwork, pesawat tersebut jatuh sekitar pukul 07.39 WIB sebelum sempat mendarat di Bandara Tanjung Pandan.
Pesawat yang jatuh merupakan tipe British Aerospace ATP (Advanced Turbo Prop) dengan kode registrasi PK-MTX. Penerbangan pertamanya dilakukan pada 1992.
Pesawat tersebut membawa membawa 53 orang yang terdiri dari 5 kru dan 48 penumpang.
15 orang tewas
Dilansir dari Kompas.com (19/4/2021), dari jumlah penumpang dan kru, korban tewas sebanyak 15 orang, terdiri dari 4 kru termasuk pilot dan ko-pilot serta 11 penumpang.
Lainnya selamat dengan luka ringan hingga berat, salah satunya bocah berusia 5 tahun.
Bocah itu bahkan disebut tak mengalami luka sama sekali.
Sementara itu, saat dievakuasi, delapan dari 15 korban tewas kondisinya hangus terbakar.
Sedangkan tujuh korban tewas lainnya karena menderita sejumlah luka.
Kronologi kecelakaan
Masih dari sumber yang sama, kecelakaan tragis itu bermula saat pesawat berada di atas ketinggian 2.000 kaki, pilot mengontak petugas menara Bandara Tanjung Pandan untuk meminta izin mendarat.
Kontak antara pilot dan petugas menara diketahui berlangsung sekitar empat menit sebelum terjadi kecelakaan.
Petugas menara sempat menginstruksikan untuk mendarat di runway 36.
Pada pagi itu, kondisi cuaca langit baik. Selain itu, tidak ada tanda-tanda bahwa pesawat mengalami kerusakan.
Pesawat terbelah dua dan terbakar
Dirjen Perhubungan Udara saat itu, Zainuddin Sikado pun heran dengan kejadian yang menimpa Merpati Nusantara 106.
“Saya dengar sendiri rekaman pembicaraan itu bahwa tidak ada trouble. Kok tiba-tiba empat menit setelah pembicaraan itu, pesawat jatuh dan 10 menit kemudian terbakar,” ujarnya.
Saat jatuh, pesawat tidak langsung hancur ketika bertemu dengan tanah, namun moncongnya lebih dulu menancap.
Pesawat lalu terbelah menjadi dua dan ambruk ke tanah. Setelah itu, api mulai berkobar di bagian depan pesawat.
Dua mobil pemadam kebakaran tiba di lokasi sekitar 10 menit kemudian. Api dapat dipadamkan dan tidak meluas ke bagian belakang.
Prose evakuasi yang dilakukan kemudian berlangsung selama hampir tiga jam karena beberapa penumpang tertindih badan pesawat.
Penyebab kecelakaan
Laporan dari Komando Distrik Militer (Kodim) Belitung menyebutkan, pesawat terjatuh karena ada kerusakan mesin.
Salah satu penumpang yang selamat, Tommy juga mengungkapkan adanya kerusakan pada pesawat.
“Beberapa menit saat mau mendarat, salah satu baling-baling pesawat mati,” ujarnya.
Setelah salah satu baling-baling itu mati, pesawat menukik dengan tajam karena kehilangan keseimbangan dan menerjang perkebunan kelapa sawit hibrida.
https://www.kompas.com/tren/read/2023/04/19/073000165/hari-ini-dalam-sejarah--pesawat-merpati-nusantara-jatuh-dan-terbakar-bocah