KOMPAS.com - Masyarakat Indonesia kerap memanfaatkan kaleng bekas biskuit untuk wadah makanan atau benda tertentu.
Hal serupa juga terjadi pada kaleng merah Khong Guan yang menjadi "tempat favorit" rengginang saat hari raya Idul Fitri.
Kebiasaan mengisi kaleng Khong Guan dengan rengginang bahkan disebut khas Lebaran oleh warganet.
Seperti beberapa warganet Twitter yang menanggapi twit berisi "Roti kaleng lebaran terenak", pada Senin (17/4/2023).
"Khong huan dgn isian cita rasa rengginang yg otentik," tulis salah satu warganet.
"Karna aku suka plot twist, aku pilih Khong guan isi rengginang, karena itu adalah sebuah plot twist of the century," kata warganet lain.
"Kaleng khong guan isi rengginang paling enak," timpal pengguna lain.
Kerap mengisi kaleng Khong Guan saat Lebaran, lantas, bagaimana asal usul rengginang?
Baca juga: Disebut Duduki Kasta Tertinggi Camilan Lebaran, Siapa Pemilik Khong Guan?
Merujuk penelitian berjudul Analisis Pendapatan pada Usaha Rengginang (2014) karya Rizki Yani, rengginang adalah sejenis kerupuk tebal yang terbuat dari nasi atau beras ketan kering.
Makanan ini merupakan salah satu hidangan khas Nusantara yang sudah dikonsumsi sebagai camilan sejak lama.
Mulanya, rengginang terbuat dari sisa nasi atau beras ketan yang tidak habis. Daripada terbuang sia-sia, sisa nasi ini kemudian dikeringkan, dijemur, dan digoreng, sehingga menjadi sejenis kerupuk.
Kini, makanan yang gurih dan renyah ini telah menjelma menjadi camilan autentik Indonesia yang tidak hanya mengandalkan sisa nasi sebagai bahan utamanya.
Tak hanya murni nasi atau beras ketan, dalam pembuatannya, ada juga yang menambahkan campuran udang, ebi, atau terasi untuk menambah cita rasa rengginang.
Dikutip dari laman Taste Atlas, rengginang bisa memiliki bentuk tidak beraturan, tetapi umumnya berbentuk bundar.
Kerupuk beras jenis ini juga berbeda dengan kebanyakan kerupuk beras, karena butiran beras atau nasinya masih terlihat sangat jelas.
Baca juga: Sejarah, Arti Khong Guan dan Alasan Tidak Ada Ayah di Gambar Kalengnya