KOMPAS.com - Tinggi badan akan bertumbuh seiring perkembangan anak dan berhenti ketika mereka sudah dewasa.
Tinggi badan anak laki-laki akan dimulai sekitar usia 13 tahun hingga 17 – 18 tahun. Sementara perempuan akan mulai tumbuh tinggi sejak umur 11 tahun dan berhenti pada 15 – 16 tahun.
Pertumbuhan tinggi badan umumnya dipengaruhi oleh faktor genetika dan hormon yang dihasilkan dalam tubuh seseorang.
Meski begitu, keduanya tidak mutlak menentukan tubuh seseorang akan menjadi tinggi atau pendek.
Faktor lain seperti nutrisi, olahraga, kualitas tidur, dan riwayat penyakit turut memengaruhi tinggi badan seseorang.
Jika ingin memiliki tubuh tinggi, seseorang harus mengonsumsi makanan bernutrisi sejak kecil.
Baca juga: 6 Jenis Olahraga yang Tepat untuk Memacu Tinggi Badan Anak
Dilansir dari Medical News Today, berikut tujuh makanan bernutrisi yang bisa mendukung pertumbuhan tinggi badan:
Telur mengandung banyak nutrisi yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
Satu telur besar utuh mengandung 35,7 mcg folat dan 0,513 mcg vitamin B12. Kekurangan vitamin B12 dan folat dapat menyebabkan pertumbuhan yang buruk pada anak-anak.
Karena itu, anak usia 6–9 bulan dianjurkan mengonsumsi satu butir telur per hari selama 6 bulan.
Baca juga: Apakah Berat dan Tinggi Badan Anda Ideal?
Kalsium sangat penting untuk menumbuhkan tulang dan perkembangan kerangka tubuh manusia.
Berikut asupan kalsium harian yang sebaiknya dikonsumsi anak-anak dan remaja sesuai rentang usianya:
Kalsium terkandung dalam produk susu maupun sayur dan buah. Sebagai contoh, 1 ons keju cheddar memiliki 205 mg kalsium sementara 8 ons susu rendah lemak mengandung 300 mg.
Selain produk susu, sayuran sawi, brokoli, kankung, pakchoy, jeruk, dan tahu juga mengandung kalsium.
Baca juga: Nutrisi dan Peregangan Bisa Memaksimalkan Tinggi Badan