KOMPAS.com - Pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, umat Islam berlomba-lomba dalam beribadah untuk memburu lailatul qadar.
Mantan Rektur Universitas Al Azhar Mesir Syekh Ahmad Thayyib menggambarkan lailatul qadar sebagai malam ampunan, diterimanya semua amal, dan dijauhkannya manusia dari api neraka.
"Ibadah di dalam malam lailatul qadar lebih baik dari ibadah seribu bulan. Pada malam itu, para malaikan turun ke Bumi dan mengucapkan salam kepada orang-orang beriman dan orang yang berpuasa, serta memohonkan ampun bagi mereka," kata Syekh Ahmad Thayyib, dikutip dari laman Lembaga Fatwa Mesir.
Karena besarnya keutamaan itu, Syekh Ahmad Thayyib menyebut tidak ada yang tahu secara pasti kapan malam lailatul qadar.
Baca juga: Malam Lailatul Qadar: Tanda, Keistimewaan, dan Kapan Terjadinya
Lantas, bagaimana tanda seseorang mendapatkan malam lailatul qadar?
Dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Ustaz Maulana mengatakan orang-orang yang mendapati lailatul qadar biasanya akan terus bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah.
Sebab, mereka tidak memiliki keinginan untuk berbuat dosa.
Tanda selanjutnya adalah perubahan sifat yang terus menjadi lebih baik setelah mendapati malam lailatul qadar.
"Orang tersebut memiliki perubahan sifat dari yang buruk menjadi baik. Misal awalnya pelit, lalu menjadi dermawan," jelasnya.
Baca juga: Simak, Berikut Cara Mendapatkan Malam Lailatul Qadar
Dengan begitu, seorang Muslim yang mendapati lailatul qadar akan menjalani hidup dengan penuh kedamaian.
Pasalnya, kebaikan tersebut akan menjauhkannya dari musuh dan kebencian.
Ustaz Maulana mengingatkan, orang yang bersungguh-sungguh akan mendapatkan kemudahan dari Allah dalam mendapatkan kebaikan.
Hal ini sebagaimana digariskan dalam surat Al Ankabut ayat 69 berikut:
"Orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik."
Baca juga: Kapan Malam Lailatul Qadar? Ini Ciri dan Keistimewaannya