Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata
KOMPAS.com - Korea Selatan adalah negara dengan tingkat kompetitif yang cukup tinggi. Tidak hanya di pekerjaan, sejak duduk di bangku sekolah, anak-anak di negara tersebut sudah harus berkompetisi satu sama lain.
Selain bidang akademik, hal ini juga menimpa mereka yang merupakan trainee dalam sebuah agensi. Untuk berhasil debut, mereka harus melewati berbagai tahapan dan masa pelatihan yang tak sebentar. Itu sebabnya, mereka sudah dituntut untuk menjadi lebih kuat.
Namun, perasaan untuk memendam emosi ini dibantah oleh Jimin BTS dalam lagu terbarunya “Set Mee Free Pt.2”. Dalam Kamjagiya Korea! episode “Sisi Baru Jimin BTS Lewat Lagu Set Me Free Pt. 2” dengan tautan akses dik.si/KamKorJimin, dijelaskan lagu ini memiliki arti yang mendalam.
Lagu ini justru memvalidasi segala perasaan yang sedang kita alami. Selain itu, Jimin mendukung kita untuk membebaskan emosi yang terpendam agar mampu jadi pribadi yang lebih baik.
Hal ini tentunya bisa memberikan pandangan baru untuk anak muda di seluruh dunia lewat musiknya.
Lantas, mengapa anak-anak dan remaja di Korea Selatan memiliki tingkat bahagia yang rendah?
Meskipun Korea Selatan kini sedang menjadi sorotan masyarakat dunia, namun hal ini tak sebanding dengan kehidupan warganya. Mereka pun masih dihantui ketidakpastian soal karier atau prospek pekerjaan.
Kekhawatiran inilah yang menjadi penyebab kematian tertinggi, yaitu bunuh diri pada remaja (15–24 tahun).
Baca juga: Alasan Tingkat Kelahiran di Korea Selatan Sangat Rendah
Hal inilah yang membuat mereka berlomba-lomba agar mampu menjajaki kampus-kampus dengan peringkat tinggi, seperti Universitas Yonsei, University of Korea, dan Seoul National University.
Dengan menempuh pendidikan di tiga kampus tersebut, masa depan mereka jauh lebih terjamin.
Itu sebabnya, saat mendekati ujian masuk perguruan tinggi, tingkat kecemasan mereka pun meningkat. Sementara itu, sekolah semakin mengetatkan pembelajaran agar mereka semakin fokus.
Di sisi lain, orangtua juga memaksa mereka untuk mengikuti les tambahan hingga tengah malam.
Mengutip ICEF Monitor, meskipun memiliki hasil yang baik dalam ujian, minat dan tingkat kepuasan siswa di Korea Selatan masih sangat rendah.
Menurut Institut Kurikulum dan Evaluasi Korea, ini disebabkan para siswa di sana belajar dengan intensi hanya untuk persiapan ujian masuk universitas, bukan untuk memperdalam kemampuan diri.