Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Terjadi Ketika Anda Menggoreng Es Batu?

Kompas.com - 23/02/2023, 11:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ayam goreng, tempe goreng, atau makanan apa pun yang digoreng biasanya dapat menggugah selera.

Namun, pernahkah Anda berpikir untuk menggoreng es batu dalam wajan berisi minyak mendidih? Jika iya, jangan pernah mencobanya.

Hal ini akan berakibat pada munculnya asap yang berlebihan dan semua minyak di dalamnya tumpah ke lantai.

Semua reaksi ini bahkan berlangsung dalam hitungan detik.

Video mengenai eksperimen menggoreng es batu pernah dilakukan dalam unggahan akun ini.

Dalam video itu, tampak seseorang memasukkan satu wadah es batu ke dalam minyak yang sudah mendidih dan membiarkannya.

Tak butuh waktu lama, minyak itu pun langsung bereaksi dengan mengeluarkan asap tebal dan seluruh isinya tumpah ke lantai.

Hingga Rabu (22/2/2023), video itu telah ditonton sebanyak 912.508 kali dan disukai oleh 27.294 warganet.

Baca juga: Mengenal Minyak Makan Merah, Alternatif Minyak Goreng dari Pemerintah

Bagaimana reaksi itu bisa terjadi?

Dikutip dari ABC, sebuah es memiliki suhu 0 derajat celsius, sementara minyak untuk menggoreng berada pada suhu antara 150-200 derajat celsius.

Ketika zat apa pun berubah dari satu keadaan ke keadaan lain, partikel di dalamnya akan bergetar.

Getaran ini dapat meningkat atau menurun, tergantung pada keadaan material yang diubah.

Baca juga: Sekotak Es Batu Tiap Pagi untuk Kulit yang Lebih Kenyal dan Sehat

Suhu yang lebih tinggi akan menyebabkan partikel bergetar lebih cepat.

Anda dapat membayangkan bahwa minyak mendidih akan membuat partikel bergetar dengan kecepatan yang sangat cepat.

Saat mengenai minyak, perbedaan suhu sebesar 150 derajat celsius dengan cepat dipindahkan ke es, kemudian menjadikannya meleleh dan mencair.

Karena suhunya masih tinggi, air juga dengan cepat akan berubah menjadi uap.

Baca juga: Benarkah Es Batu Bisa Mengecilkan Pori-pori Wajah? Ini Kata Dokter

Halaman Berikutnya
Halaman:

Terkini Lainnya

Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Tren
Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

Tren
NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com