KOMPAS.com - Campak merupakan salah satu penyakit paling menular di dunia.
Campak disebabkan karena infeksi virus dalam keluarga paramyxovirus yang menyerang saluran pernapasan dan sangat menular.
Campak bisa menyebar melalui batuk dan bersin, kontak dekat atau kontak langsung dengan sekret hidung atau tenggorokan yang terinfeksi.
Baca juga: Kasus Campak Merebak, Bisakah Seseorang Terkena Campak Dua Kali?
Lantas, apa saja gejala, penularan dan komplikasi yang ditimbulkan dari penyakit campak?
Dilansir dari WHO, tanda pertama campak biasanya adalah demam tinggi, yang dimulai sekitar 10-12 hari setelah terpapar virus. Ini berlangsung selama 4-7 hari.
Tanda selanjutnya yaitu hidung meler, batuk, mata merah, berair, dan bintik-bintik putih kecil di dalam pipi bisa berkembang pada tahap awal.
Setelah beberapa hari akan muncul ruam, biasanya di wajah dan leher bagian atas.
Baca juga: Kasus Campak Naik 32 Kali Lipat, Ketahui Gejala dan Penularannya
Selama kurang lebih 3 hari, ruam akan menyebar dan akhirnya mencapai tangan dan kaki.
Ruam berlangsung selama 5 sampai 6 hari, dan kemudian memudar. Rata-rata, ruam muncul 14 hari setelah terpapar virus (dalam kisaran 7 hingga 18 hari).
Campak akan sangat berbahaya jika terjadi komplikasi. Dampaknya dapat menyebabkan diare berat hingga kematian.
Baca juga: Gejala Campak, Penyakit yang Bisa Dialami Anak-anak hingga Dewasa
Baca juga: Kasus Campak Merebak, Bisakah Seseorang Terkena Campak Dua Kali?
Kasus kematian campak sebagian besar disebabkan oleh komplikasi yang terkait dengan penyakit tersebut.
Komplikasi serius lebih sering terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun, atau orang dewasa di atas usia 30 tahun.
Komplikasi paling serius termasuk kebutaan, ensefalitis (infeksi yang menyebabkan pembengkakan otak), diare parah dan dehidrasi, infeksi telinga, infeksi pernapasan seperti pneumonia.
Campak yang parah lebih mungkin terjadi pada anak kecil dengan gizi buruk, terutama mereka yang kekurangan vitamin A, atau yang sistem kekebalannya melemah karena HIV/AIDS atau penyakit lain.
Baca juga: 31 Provinsi Laporkan KLB Campak, Kenali Gejala dan Penanganannya