KOMPAS.com - Jaringan retail asal China, Miniso Group Holding Ltd meminta maaf karena menyebut dirinya sebagai merek desainer Jepang.
Sebelumnya, Miniso sempat dikritik karena seperti "menipu" konsumennya karena mereka mengira Miniso adalah produk dari desainer Jepang, padahal mereka produk buatan China.
Dikutip dari Japan Times, Jumat (19/8/2022), perusahaan Miniso yang berbasis di Guangzhou, China ini telah lama mempromosikan dirinya sebagai perusahaan yang dipengaruhi oleh style Jepang.
Ini juga sempat terlihat dari beberapa karakter Jepang yang tercetak di tas belanja dan bahasa pemasarannya.
Baca juga: Pendiri Miniso Jadi Miliarder, Berkat Melantai di Bursa Saham AS
Dilansir dari Channel News Asia, Jumat (19/8/2022), Miniso tercatat sudah memiliki lebih dari 5.000 toko di China dan luar negeri.
Selama bertahun-tahun, mereka memang menggambarkan dirinya sebagai "brand produk gaya hidup yang terinspirasi Jepang".
Namun, awal Agustus 2022, pengguna media sosial China mengkritik Miniso setelah akun Instagram Spanyol Miniso memposting gambar boneka, salah satunya disebut "boneka geisha Jepang".
Tetapi, boneka itu sebetulnya mengenakan gaun qipao, pakaian tradisional China, bukan kimono.
Namun, hal itu kemudian disadari dan pihak Miniso meminta maaf melalui akun resmi Weibo-nya pada Kamis (18/8/2022).
Weibo adalah salah satu media sosial, mirip Facebook, yang digunakan di China.
"Kami menggunakan positioning merek dan kampanye pemasaran yang salah selama hari-hari awal. Kami merasa menyesal dan bersalah," tulis pihak Miniso.
Dijelaskan, mereka telah mempekerjakan seorang desainer Jepang sebagai kepala desainer antara akhir tahun 2015 dan 2018.
Selain itu, mereka juga mengatakan akan mengubah logonya dan tidak bergaya Jepang.
Baca juga: 10 Pekerjaan dengan Gaji Tertinggi di Indonesia Tahun 2022