Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Lagi Setiap Lima Dekade, Gelombang Panas di India Akan Terjadi Setiap Empat Tahun Sekali

Kompas.com - 06/05/2022, 07:05 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang ilmuwan iklim di Imperial College London, Friederike Otto, mengatakan bahwa perubahan iklim membuat suhu akan lebih panas dan akan lebih sering terjadi.

Menurutnya, gelombang panas kemungkinan juga akan menyerang India sekitar setiap empat tahun sekali, bukan lagi setiap lima dekade seperti di masa lalu, dikutip dari CBC.

Gelombang panas ekstrem sedang melanda sebagian India dan memicu gangguan kekurangan listrik akut yang mempengaruhi jutaan orang. Hal ini terjadi karena lonjakan permintaan listrik akibat pemakaian AC.

Pasokan batu bara di banyak pembangkit listrik termal hampir habis, menyebabkan pemadaman listrik setiap hari terjadi di beberapa negara bagian.

Suhu panas yang sangat tinggi juga mendorong pihak berwenang untuk menutup sekolah.

Selain itu, gelombang panas ini juga memicu kebakaran di tempat pembuangan sampah raksasa.

Baca juga: Parahnya Gelombang Panas di India dan Pakistan: “Kami Hidup di Neraka”

India mencatat Maret tahun ini mencapai suhu terpanas sejak 1901, dan suhu rata-rata pada April di kantong utara dan tengah negara itu adalah yang tertinggi dalam 122 tahun.

Temperatur menembus 45 celcius di 10 kota pekan lalu, meskipun langit mendung dan hujan bisa segera meredakannya.

Pemadaman listrik yang saat ini sering terjadi di India merusak aktivitas ekonomi yang telah pulih kembali setelah pembatasan akibat pandemi. Pemadaman listrik bahkan dikatakan bisa sangat mengganggu layanan penting seperti rumah sakit.

Banyak negara bagian termasuk Uttar Pradesh, Punjab, Haryana dan Rajasthan mengalami pemadaman listrik hingga tujuh jam lamanya.

Pada Jumat (29/4/2022), Kementerian Perkeretaapian membatalkan lebih dari 750 layanan kereta penumpang untuk memungkinkan lebih banyak kereta barang memindahkan batu bara dari tambang ke pembangkit listrik.

Dari 165 pembangkit listrik batu bara India, 94 menghadapi pasokan batu bara yang sangat rendah, sementara delapan tidak beroperasi pada Minggu (1/5/2022).

Baca juga: WNI di India Saat Dilanda Gelombang Panas: Saya Tak Kuat, Baru 2 Langkah Keluar, Tenggorokan Langsung Kering

"Kemudian tiba-tiba permintaan mulai meningkat dan persediaan mulai menurun jauh, jauh lebih cepat dari yang diantisipasi," kata ekonom energi di Institute for Energy Economics and Financial Analysis, Vibhuti Garg.

"Ini menjadi semacam situasi panik bahwa mereka akan segera kehabisan batu bara," sambungnya.

Namun, kelangkaan batu bara bukanlah akar masalahnya. Kurangnya antisipasi dan perencanaanlah yang membuat situasi semakin memburuk.

"Kami tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk melakukan peramalan yang tepat. Kenaikan permintaan seharusnya tidak mengejutkan," jelas Garg.

Garg mengatakan, beberapa kekurangan juga bisa dipenuhi dengan batubara impor.

Akan tetapi, harga global telah melonjak sejak invasi Rusia ke Ukraina, mencapai 400 dollar AS per ton pada Maret, sehingga menempatkannya di luar jangkauan perusahaan distribusi listrik.

Analis memperkirakan permintaan akan turun dalam beberapa minggu mendatang, terutama jika panas mereda, tetapi kemungkinan akan melonjak lagi pada Juli dan Agustus 2022.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com