Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Video Air Laut di Teluk Bima Berwarna Coklat seperti Padang Pasir, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 28/04/2022, 10:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sebuah unggahan video mengenai air laut di Teluk Bima, Nusa Tenggara Barat, yang berwarna coklat seperti padang pasir karena diduga akibat kapal tangki Pertamina bocor, viral di media sosial TikTok.

Unggahan tersebut diunggah oleh akun TikTok @dhe_i.

“Di depan pertamina Bima. Ini penampakan laut di depan pertamina Bima. Ini entah kapal tangkinya yang bocor. Ini kayak rupa agar-agar kaya puding,” ujarnya dalam video sembari menunjukkan laut yang berwarna cokelat.

Hingga kini unggahan tersebut telah disukai lebih dari 628,6 ribu kali.

@dhe_i warna laut sudah seperti puding dan white coffee #fyp #foryoupage ? suara asli - dhe

Beragam komentar muncul dari unggahan tersebut.

“Aku kira di padang pasir,” tulis akun YJAWASOFT.

“Diantara banyak orang yg mikir kaya padang pasir, cuma ibu ini yg ngebayangin puding & luwak white coffe,” ujar akun @beutahontiktok.

Lantas apa penyebab laut berubah warna coklat seperti padang pasir tersebut?

Baca juga: Viral Video Detik-detik Penangkapan Perampok di Tol Pasir Koja Bandung

Penjelasan Pertamina

Terkait dengan viralnya unggahan tersebut, Kompas.com menghubungi Corsec Subholding Commercial And Trading Pertamina Irto Ginting.

Saat dihubungi, Irto menegaskan bahwa penyebab munculnya fenomena laut berwarna coklat seperti padang pasir di Pantai Lawata, Bima, NTB tersebut bukan karena kebocoran tangki Pertamina.

“Bukan (kebocoran kapal tangki),” ujar Irto dihubungi Kompas.com, Kamis (28/4/2022).

Adapun terkait penyebabnya, saat ini PT Pertamina Patra Niaga tengah melakukan penyelidikan bersama dengan Dinas Lingkungan Hidup di Kabupaten Bima mengenai terjadinya fenomena yang terjadi pada Rabu (27/4/2022) tersebut.

“Pihak Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bima sudah melakukan pengecekan langsung ke lapangan, dipimpin oleh Kepala Dinas, Jaidun. Dugaan sementara berasal dari lumut atau ganggang laut,” ujar Area Manager Communication & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Deden Mochamad Idhani dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Kamis (28/4/2022).

Ia mengatakan, saat ini Dinas Lingkungan Hidup telah mengambil sampel air laut dan gumpalan untuk dilakukan analisa lebih lanjut di laboratorium.

“Berdasarkan hasil pengamatan bahwa gumpalan yang terjadi di Teluk Bima bukan berasal dari tumpahan minyak,” kata dia.

Lebih lanjut dirinya mengatakan bahwa dalam menjalankan operasinya, Pertamina senantiasa menerapkan aspek HSSE ( Health, Safety, Security dan Environment) yang berstandar Internasional untuk menjamin operasi berjalan aman bagi karyawan, masyarakat dan lingkungan.

"Sebagai perusahaan dengan unit operasi yang berada di dekat lokasi kejadian, Pertamina akan terus bekerjasama dan berkoordinasi dengan para pihak terkait,” ungkapnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com