Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 Meningkatkan Risiko GERD, Mengapa Bisa Demikian?

Kompas.com - 10/02/2022, 17:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Seorang Konsultan Gastroenterologi menyebutkan, lonjakan pandemi Covid-19 menyebabkan kenaikan angka kasus Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) di Mumbai, India.

Pernyataan tersebut diungkapkan oleh dr. Roy Pantankar, Konsultan Gastroenterologi, Zen Multi Specialty Hospital, Mumbai.

Lonjakan kasus GERD tersebut menyebabkan pasien mengalami gejala muntah, kehilangan nafsu makan, mual, diare, dan nyeri di perut.

Hal serupa juga disampaikan oleh dr. Purshottam Vashistha, Konsultan Senior Gastroenterologi, Nanavati Super Speciality Hospital. Ia menyebutkan bahwa GERD terjadi ketika pasien terlalu banyak mengonsumsi obat-obatan selama terinfeksi Covid-19.

“Konsumsi beberapa obat yang berlebihan, herbal dan non herbal, selama pasca infeksi Covid-19 telah menimbulkan berbagai masalah pencernaan, salah satunya adalah GERD. Kami melihat peningkatan signifikan masalah pencernaan seperti asam lambung selama pandemi pada pasien yang terinfeksi atau pasca pemulihan Covid-19,” katanya, dikutip dari The Free Press Journal, Kamis (10/2/2022).

Baca juga: Jika Tak Segera Ditangani, Ini Efek Jangka Panjang GERD

Lantas benarkan pasien Covid-19 berpotensi terkena GERD?

Menurut Dokter Spesialis Gastroenterologi FKUI-RSCM, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH dalam virtual media briefing, Kamis (10/2/2022), GERD merupakan penyakit saluran cerna dengan gejala dan komplikasi yang mengganggu.

Penyakit ini disebabkan oleh refluks atau naiknya isi lambung ke kerongkongan.

Secara sederhana, GERD terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan karena katup lambung tidak berfungsi dengan optimal.

Dalam penelitiannya, Prof. Ari Fahrial Syam menyebutkan adanya kenaikan kasus GERD sejak awal masuknya virus Covid-19 di Indonesia, tepatnya pada bulan April 2020 lalu.

Hingga saat ini, penelitian tersebut masih berlanjut untuk mengetahui korelasi naiknya angka kasus GERD dengan lonjakan virus Corona varian Omicron.

Baca juga: Apa Itu GERD: Penyebab, Gejala, hingga Cara Mengatasinya

Pemicu lonjakan kasus GERD di tengah pandemi Covid-19

Di kesempatan yang sama, Prof. Ari Fahrial Syam juga menyebutkan faktor pemicu lonjakan kasus GERD di tengah pandemi Covid-19.

Faktor pemicu tersebut, di antaranya:

1. Perubahan gaya hidup

Perubahan gaya hidup, seperti tidur yang tidak optimal, pola makan yang tidak dijaga, terlalu sering duduk, dan kurang beraktivitas bisa memicu terjadinya GERD.

Pandemi Covid-19 menuntut sebagaian masyarakat untuk melakukan work from home sehingga gaya hidup masyarakat berubah.

Tak hanya itu, terlalu sering mengonsumsi daging merah dan kurang makan ikan juga bisa menyebabkan asam lambung naik. Begitupun dengan konsumsi garam berlebih.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com