Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Masyarakat Diprediksi Meningkat pada 2022, Ini Alasannya

Kompas.com - 10/01/2022, 15:31 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di tengah situasi pandemi Covid-19 saat ini, geliat perekonomian masyarakat di tahun 2022 dinilai akan semakin bergairah, meskipun hal itu terjadi secara tidak merata.

Pandangan itu disampaikan oleh Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira.

Orang dengan kondisi ekonomi menengah ke atas dianggap sudah mulai meningkatkan kegiatan perbelanjaannya.

Itu ditunjukkan dengan kenaikan indeks kepercayaan konsumen paling tinggi pengeluaran di atas 5 juta per bulan.

"Orang kaya sebelumnya hanya tunda belanja saja, uangnya ditabung. Sekarang mulai berani belanja entah beli properti, beli mobil baru, dan beli luxury goods seperti tas branded," kata Bhima saat dihubungi Kompas.com, Senin (10/1/2022).

Bagaimana dengan kalangan masyarakat dengan kemampuan ekonomi menengah ke bawah?

Baca juga: Mengapa Status Pandemi Covid-19 di Indonesia Belum Dicabut? Ini Kata Satgas

Peningkatan ekonomi tidak merata

Kalangan masyarakat dengan kemampuan ekonomi menengah ke bawah ada dalam kondisi sebaliknya.

Mereka masih terus berjuang mendapatkan pemasukan melalui pekerjaan-pekerjaan alternatif, karena mata pencaharian utamanya mungkin masih terdampak pandemi.

"Pandemi masih membuat kelas menengah ke bawah kesulitan mencari pendapatan. Sekolah belum sepenuhnya tatap muka, artinya pedagang kecil di sekitar sekolah saja kan masih kesulitan bertahan. Mau tidak mau sebagian masyarakat mencari pendapatan alternatif," ujar Bhima.

"Situasi pemulihan ekonomi kesimpulannya belum merata disemua kelompok masyarakat," imbuh dia.

Bagi masyarakat yang masih berjuang dengan mata pencaharian alternatifnya, Bhima menyebut, ada sejumlah kegiatan menjanjikan yang bisa dijadikan alternatif mendapatkan penghasilan di tahun ini.

"Mulai dari berjualan barang di platform e-commerce maupun media sosial, bisa jadi dropshipper atau reseller, kemudian pekerjaan sampingan misalnya karyawan tapi punya waktu jadi guru les juga bisa dikerjakan," papar ekonom ini.

"Skill apapun yang dimiliki selain pekerjaan tetap harus dioptimalkan," lanjut Bhima.

Di tengah penyebaran varian Omicron, ancaman gelombang ketiga, dan kemungkinan pandemi dapat berakhir di tahun 2022, kondisi ekonomi di Indonesia memang lebih baik dibanding dengan tahun lalu.

Baca juga: PPKM dan Status Pandemi Covid-19 di Indonesia Diperpanjang

Saat ini, Bhima melihat mobilitas masyarakat jauh lebih baik dibandingkan dengan September 2021 lalu, di mana aktivitas ekonomi dan pergerakan masyarakat terhambat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ketat.

Dalam konteks perekonomian yang lebih luas, faktor-faktor penekan perekonomian di 2022 ini disebut Bhima lebih kompleks jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Mulai dari menurunnya permintaan ekspor dari negara-negara di Eropa dan Amerika Serikat, akibat persebaran varian Omicron hingga terjadinya gangguan logistik yang menyebabkan biaya membengkak dan pengiriman barang tertunda.

"Surplus perdagangan yang sebelumnya lebar juga bisa terkoreksi akibat kebijakan pelarangan ekspor batubara. Tahun ini faktor penekan ekonominya makin kompleks, baik internal maupun eksternal," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com