KOMPAS.com - Setiap 18 Desember, dunia memperingati Hari Migran Internasional atau International Migrant Day.
Menurut International Organization for Migration (IOM), migran diartikan sebagai seseorang yang pindah dari tempat tinggalnya baik dalam suatu negara atau melintasi perbatasan internasional, untuk sementara atau selamanya, dan untuk berbagai alasan.
Salah satu tujuan migrasi yang paling umum adalah bekerja.
Akan tetapi, Ikhtisar Migrasi Internasional 2020 menunjukkan, Covid-19 mengganggu semua bentuk mobilitias melalui penutupan perbatasan nasional dan penghentian perjalanan dunia.
Perkiraan awal menunjukkan, pandemi mungkin telah memperlambat pertumbuhan migran internasional sekitar dua juta pada pertengahan 2020.
Angka itu 27 persen lebih rendah dari pertumbuhan yang diharapkan sejak pertengahan 2019.
Baca juga: Hari Migran Internasional: Sejarah, Tema, dan Link Twibbon
Diketahui, pertumbuhan jumlah migran internasional telah meningkat pesat selama dua dekade terakhir dan mencapai 281 juta pada 2020.
Jumlah tersebut naik 173 juta pada tahun 2000 dan 221 juta pada 2010.
Saat ini, migran internasional mewakiliki sekitar 3,6 persen dari populasi dunia.
"Laporan tersebut menegaskan bahwa migrasi adalah bagian dari dunia global saat ini," kata Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Ekonomi dan Sosial, Liu Zhenmin.
"Pandemi Covid-19 telah berdampak pada mata pencaharian jutaan migran dan keluarga mereka, serta merusak kemajuan dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan," lanjut dia.
Menurut laporan yang diterbitkan Divisi Kependudukan Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB (UN DESA) tersebut, dua per tiga dari semua migran internasional tinggal di hanya 20 negara.
Amerika Serikat tetap menjadi tujuan terbesar dengan 51 juta migran internasional pada 2020 atau 18 persen dari total dunia.
Jerman menampung jumlah migran terbesar kedua di dunia, sekitar 16 juta.
Kemudian, diikuti oleh Arab Saudi (13 juta), Rusia (12 juta), dan Inggris (9 juta).