Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Cedera Saraf Tulang Belakang, Apakah Bisa Sebabkan Cacat Permanen?

Kompas.com - 16/12/2021, 09:33 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selebgram Laura Anna meninggal dunia pada Rabu (15/12/2021). Kabar kematian selebgram berusia 21 tahun ini pun mendapatkan perhatian dari khalayak ramai.

Sebelumnya, Laura Anna mengalami kelumpuhan karena dampak dari kecelakaan mobil pada Desember 2019.

Kelumpuhan yang dialami Laura itu karena cedera saraf tulang belakang atau spinal cord injury.

Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI), cedera saraf tulang belakang merupakan cedera pada tulang belakang baik langsung (kecelakaan ataupun jatuh) maupun tidak langsung (infeksi bakteri atau virus) yang dapat menyebabkan kecacatan menetap atau kematian.

Cedera tulang belakang dapat mengakibatkan terjadinya paralisis, paraplegia, depresi refleks neurologis, edema dan hipoksia jaringan.

Baca juga: Laura Anna Meninggal Dunia, 2 Tahun Alami Spinal Cord Injury, Apa Itu?

Jalur saraf di dalam sumsum tulang belakang

Ketua Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf DKI Jakarta dr Wawan Mulyawan SpBS menjelaskan, jaringan sistem saraf membawa informasi dalam bentuk impuls listrik saraf ke dan dari seluruh tubuh dan mengatur semua aktivitas tubuh.

“Unit dasar sistem saraf adalah sel saraf (neuron) yang terdiri dari badan sel, akson dan dendrit,” ujar Wawan melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (16/12/2021).

Selain otak, lanjut dia, sumsum tulang belakang menjadi bagian terpenting jaringan dalam sistem saraf dan disebut sistem saraf pusat (SSP).

Sementara itu, sistem saraf lain, di luar saraf otak dan sumsum tulang belakang, disebut sebagai sistem saraf perifer.

Wawan menjelaskan, ada dua sistem utama yang beroperasi menyampaikan informasi dari otak ke tubuh dan sebaliknya yang melalui sumsum tulang belakang, yaitu jalur keluar (eferen) dan jalur masuk (aferen).

Jalur keluar mengirimkan perintah dari otak ke tubuh untuk mengendalikan jalur motorik (otot gerak) dan jalur otonom yang bertugas mengendalikan jantung, usus, dan organ lainnya.

Sedangkan jalur masuk akan mengirimkan informasi dari luar melalui kulit, otot, dan organ lainnya ke otak (jalur sensorik).

“Ini semua di sumsum tulang belakang dibentuk oleh lebih dari 20 juta akson yang tersusun dalam jalur atau traktur spinalis yang keluar dan masuk otak,” kata Wawan.

Cedera saraf tulang belakang atau spinal cord injury

Ada dua kerusakan akibat cedera saraf tulang belakang, yaitu kerusakan langsung akibat benturan atau penekanan (kerusakan primer) dan kerusakan tambahan (ikutan/sekunder).

Kerusakan langsung

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kelompok yang Boleh dan Tidak Boleh Beli Elpiji 3 Kg, Siapa Saja?

Kelompok yang Boleh dan Tidak Boleh Beli Elpiji 3 Kg, Siapa Saja?

Tren
Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Tren
Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Tren
Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Tren
BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

Tren
8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

Tren
Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Tren
Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Tren
Ilmuwan Temukan Kemungkinan Asal-usul Medan Magnet Matahari, Berbeda dari Perkiraan

Ilmuwan Temukan Kemungkinan Asal-usul Medan Magnet Matahari, Berbeda dari Perkiraan

Tren
5 Fakta Penangkapan Pegi Pembunuh Vina: Ganti Nama, Pindah Tempat, dan Jadi Kuli

5 Fakta Penangkapan Pegi Pembunuh Vina: Ganti Nama, Pindah Tempat, dan Jadi Kuli

Tren
Detik-detik Panggung Kampanye Capres di Meksiko Dihantam Angin, Korban Capai 9 Orang

Detik-detik Panggung Kampanye Capres di Meksiko Dihantam Angin, Korban Capai 9 Orang

Tren
Daftar Libur Nasional dan Cuti Bersama Juni 2024, Ada 3 Tanggal Merah

Daftar Libur Nasional dan Cuti Bersama Juni 2024, Ada 3 Tanggal Merah

Tren
146 Negara yang Mengakui Palestina sebagai Negara

146 Negara yang Mengakui Palestina sebagai Negara

Tren
Kasus Kanker Penis Naik di Dunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Kasus Kanker Penis Naik di Dunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com