Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Video Makan Kotoran Sapi Diklaim Baik bagi Kesehatan, Apa Kata Ahli?

Kompas.com - 21/11/2021, 15:45 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

 KOMPAS.com - Sebuah video yang menampilkan seorang dokter yang memakan kotoran sapi dan diklaim baik untuk kesehatan beredar di media sosial.

Dalam unggahan video di salah satu akun Instagram, dokter dalam video itu disebut dokter spesialis anak di wilayah Karnal, Haryana, India, bernama Manoj Mittal, terlihat mengambil kotoran langsung dari kandang sapi dalam bongkahan yang cukup besar.

Dari bongkahan kotoran itu, ia mengambil sedikit di antaranya, kemudian memakannya.

Ia menjelaskan manfaat yang diperoleh dari mengonsumsi kotoran sapi ini. Penjelasan yang ia sampaikan menggunakan bahasa India.

Melansir India Today , Sabtu (20/11/2021), Manoj menyebut kotoran sapi dapat membersihkan pikiran dan jiwa.

Ketika sudah masuk ke dalam sistem tubuh, kotoran sapi juga disebut bisa membersihkan tubuh.

Baca juga: Video Viral Orangutan Menyeberang Jalan di Kutai Timur, Ini Penjelasan BKSDA Kaltim

Tangkapan layar video seorang laki-laki yang memakan kotoran sapi dan menyebutnya bermanfaat bagi tubuhInstagram Tangkapan layar video seorang laki-laki yang memakan kotoran sapi dan menyebutnya bermanfaat bagi tubuh

Benarkah kotoran sapi bermanfaat bagi tubuh manusia seperti diklaim?

Dosen di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana, Kupang, drh Yeremia Yobelanno Sitompul mengatakan, dari sisi keamanan, mengonsumsi kotoran sapi tidak aman.

"Kalau ditanya aman, jelas tidak," kata dokter yang akrab disapa Yeyes ini.

Ia mengingatkan, kotoran sapi banyak mengandung bakteri.

"Isinya berbagai macam bakteri yang bahaya untuk pencernaan kita dari ecoli, salmonella, campylobacter, dan lain-lain," papar dia.

Jadi, lanjut dia, apabila kotoran sapi tertelan oleh manusia sangat berisiko menimbulkan masalah pencernaan.

Yeyes mengatakan, kotoran sapi juga berbahaya meski hanya terkena di permukaan kulit manusia

"Terkena kulit tentu sebaiknya segera dibersihkan, karena banyak bakteri yang bisa jadi oportunis menginfeksi kulit. Jika kulit sedang luka, dan potensi akan tertelan walaupun dalam jumlah mikro," kata Yeyes.

"Tertelan ini misal alurnya dari yang kena di tangan, lalu nikmati di jari, lanjut makan sesuatu tanpa cuci tangan jadi akhirnya bakteri-bakteri masuk ke dalam pencernaan kita," lanjut dia.

Menurut Yeyes, karena video itu beredar di India, kemungkinan hal itu terkait dengan kepercayaan masyarakat setempat.

Di India, sapi merupakan hewan suci.

"Jatuhnya lebih ke kepercayaan mereka saja ya, kalau apa pun dari sapi itu baik," ujar Yeyes.

Baca juga: Twit Viral, Ini Kronologi Barang Pesanan Senilai Rp 67 Juta Dibawa Kabur Drivel Ojol

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tren
Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Tren
Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Tren
Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Tren
Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tren
3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

Tren
Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Tren
Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Tren
5 Air Rebusan untuk Atasi Jerawat, Salah Satunya Jahe dan Kunyit

5 Air Rebusan untuk Atasi Jerawat, Salah Satunya Jahe dan Kunyit

Tren
[POPULER TREN] Dampak La Nina bagi Indonesia | Beberapa Makanan Mengandung MIkroplastik

[POPULER TREN] Dampak La Nina bagi Indonesia | Beberapa Makanan Mengandung MIkroplastik

Tren
Benarkah Parkir Liar Bisa Dipidana 9 Tahun? Ini Penjelasan Ahli Hukum

Benarkah Parkir Liar Bisa Dipidana 9 Tahun? Ini Penjelasan Ahli Hukum

Tren
10 Makanan Kolesterol Tinggi yang Sebaiknya Dihindari

10 Makanan Kolesterol Tinggi yang Sebaiknya Dihindari

Tren
Vaksin Kanker Serviks Gratis Disebut Hanya untuk Perempuan Maksimal Usia 26 Tahun, Ini Kata Kemenkes

Vaksin Kanker Serviks Gratis Disebut Hanya untuk Perempuan Maksimal Usia 26 Tahun, Ini Kata Kemenkes

Tren
Abbosbek Fayzullaev, Pemain Uzbekistan yang Nilainya Rp 86,91 miliar

Abbosbek Fayzullaev, Pemain Uzbekistan yang Nilainya Rp 86,91 miliar

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com