Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] 5 Bersaudara di Surabaya Menunggu Diadopsi karena Orang Tua Meninggal akibat Covid-19

Kompas.com - 13/09/2021, 14:15 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Sebuah informasi yang menyebutkan lima orang bersaudara di Surabaya menunggu untuk diadopsi, beredar di media sosial.

Dalam unggahan itu, disebutkan bahwa kedua orang tua mereka telah meninggal akibat Covid-19.

Pengunggah juga menyertakan foto kelima anak tersebut dan foto KTP ayahnya.

Dari penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi itu tidaklah benar atau hoaks.

Narasi yang beredar

Narasi mengenai lima anak bersaudara menunggu untuk diadopsi, diunggah oleh akun ini dan ini.

Berikut isi unggahannya:

Semoga keluarga ini akan mendapatkan jalan terang untuk hari depan mereka...GBU All!

Sementara dalam foto yang diunggah, terdapat juga narasi:

"Papa mama meninggal krn covid 19. 5 bersaudara kandung ini nunggu diadopsi oleh para budiman".

Unggahan hoaks yang berisi 5 anak menunggu diadopsi Unggahan hoaks yang berisi 5 anak menunggu diadopsi

Lantas, benarkah informasi itu?

Penelusuran Kompas.com

Kabag Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar.

Menurut Febri, informasi serupa juga sudah beredar tahun lalu.

"Hoaks, berita lawas," kata Febri singkat, saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (11/9/2021).

Dalam akun resmi Facebook Humas Pemkot Surabaya, 10 Juni 2020, disebutkan bahwa warga Surabaya itu sudah tidak tinggal di alamat yang tertera dalam KTP selama dua tahun.

Selain itu, berdasarkan data Pemkot Surabaya, tidak ditemukan data pasien Covid-19 atas nama seperti dalam KTP.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi mengenai lima bersaudara menunggu diadopsi, tidaklah benar.

Dalam akun resmi Facebook Humas Pemkot Surabaya, 10 Juni 2020, disebutkan bahwa warga Surabaya itu sudah tidak tinggal di alamat yang tertera dalam KTP selama dua tahun.

Selain itu, berdasarkan data Pemkot Surabaya, tidak ditemukan data pasien Covid-19 atas nama seperti dalam KTP.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Buku Panduan Sastra Mengandung Kekerasan Seksual, Kemendikbud Ristek: Sudah Kami Tarik

Buku Panduan Sastra Mengandung Kekerasan Seksual, Kemendikbud Ristek: Sudah Kami Tarik

Tren
Adakah Manfaat Berhenti Minum Kopi?

Adakah Manfaat Berhenti Minum Kopi?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 31 Mei-1 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 31 Mei-1 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Bayi Tertabrak Fortuner, Orangtua Bisa Dipidana? | Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri

[POPULER TREN] Bayi Tertabrak Fortuner, Orangtua Bisa Dipidana? | Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri

Tren
Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Tren
Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Tren
Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Tren
Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Tren
9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

Tren
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

Tren
Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Tren
Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tren
Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Tren
Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com