KOMPAS.com - Berita duka yang datang bertubi-tubi di masa pandemi memicu lahirnya serangan panik bagi banyak orang, terutama mereka yang memang sudah memiliki gangguan kecemasan berlebih atau anxiety.
Serangan panik dan cemas berlebih bisa dipicu oleh banyak hal. Mulai dari mendapatkan kabar duka salah satu sahabat atau kerabat berpulang, mendapatkan hasil tes swab positif Covid-19, mendapat kabar salah satu kerabat positif Covid-19, dan masih banyak lagi.
Adanya berita hoax yang memancing ketakutan dan kepanikan juga menjadi salah satu faktor munculnya serangan panik atau panic attack.
Seperti dilansir Kompas.com (15/07/2021), ketika serangan panik muncul otak akan memerintahkan sistem saraf untuk membuat respon melawan atau menghindar.
Efeknya tubuh akan mengeluarkan zat kimia berupa adrenalin yang memicu peningkatan detak jantung, frekuensi napas, dan aliran darah ke otot.
Berbagai efek ini bisa menambah atau memperburuk gejala jika Anda tengah positif Covid-19. Selain itu, serangan panik juga bisa menurunkan imun secara perlahan namun pasti.
Baca juga: Pencegahan dan Penanganan Serangan Panik di Masa Pandemi
Baik mereka yang sudah mengantongi anxiety maupun mereka yang kesehatan mentalnya baik-baik saja.
Anxiety sendiri adalah gangguan kesehatan mental berupa kecemasan berlebihan yang menganggu aktivitas sehari-hari.
Masa PPKM Darurat yang dipenuhi berbagai kabar buruk akhir-akhir ini tentu saja menjadi momok menakutkan bagi penderita anxiety.
Namun, serangan panik bisa dihindari dengan melakukan upaya-upaya pencegahan berikut ini:
Baca juga: Wabah Corona dan Upaya Meredam Kecemasan Publik
1. Saring informasi
Carilah informasi valid yang berisi berita-berita positif soal masa pandemi. Seperti misalnya soal keberhasilan vaksin, angka tinggi kesembuhan penderita Covid-19, obat-obatan medis dan herbal yang berhasil menyembuhkan Covid, dan lain sebagainya.
Anda juga bisa bergabung dengan support group untuk para penyintas Covid. Di sana Anda bisa berbagi keluh kesah sekaligus mendapatkan banyak ilmu baru.
Yang terpenting, di grup ini Anda tak akan merasa sendiri sebagai pasien atau penyintas Covid.