Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantah Isu Oksigen Menipis, Menkes Pastikan Ketersediaan Cukup

Kompas.com - 26/06/2021, 17:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Isu suplai oksigen medis menipis di tengah lonjakan Covid-19 membuat cemas masyarakat.

Kendati demikian, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers, Jumat (25/6/2021), memastikan suplai oksigen medis di Tanah Air cukup atau aman.

Pernyataannya sekaligus membantah isu kelangkaan oksigen yang beredar sebelumnya.

"Bapak Ibu mungkin mendengar soal isu oksigen (menipis), kami bisa sampaikan di sini bahwa oksigen yang ada itu cukup, oksigen yang ada itu cukup," tegas Menkes mengulang pernyataannya dua kali sebagai bentuk penegasan.

Baca juga: Ramai soal Minum Minyak Kayu Putih Atasi Gejala Covid-19, Ini Kata Dokter

Produksi oksigen dialihkan ke medis

Dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube Kementerian Kesehatan itu, Budi menjelaskan bagaimana oksigen medis di Indonesia selama ini dipenuhi.

Menurutnya, selama ini produsen-produsen oksigen di Indonesia lebih banyak mengalokasikan produknya untuk keperluan industri.

"Kita memiliki kapasitas produksi oksigen di Indonesia, itu sebagian besar untuk oksigen industri. 75 persen itu untuk oksigen industri, hanya 25 persen yang untuk oksigen medis," jelas Budi.

Namun, kini pihaknya telah mengantongi komitmen dari produsen-produsen tersebut untuk mengalihkan produksinya ke oksigen medis, bukan lagi industri.

"Kami sudah mendapatkan komitmen dari suplier-suplier oksigen ini, bahwa mereka bisa mengalihkan yang kapasitas buat oksigen industri ke oksigen medis, karena yang kapasitas oksigen industri itu bisa diisi oleh perusahaan-perusahaan asing lainnya," ujar dia.

Baca juga: 4 Varian Baru Virus Covid-19, Gejala dan Cara Mencegahnya

Lebih jauh, Budi menyebut salah satu perusahaan bersedia secara penuh mengalokasikan produksi oksigennya untuk kepentingan medis.

"Jadi ada satu perusahaan oksigen lokal yang memang produksi hampir 90 persen dari oksigen di RS-RS. Nah kapasitas perusahaan tersebut itu baru terpakai 25 persen, karena yang 75 persennya atau 3x lipat lebih besar itu digunakan untuk mensuplai industri," ungkap Budi.

"Nah komitmen dari perusahaan ini adalah 75 persen ini siap untuk diberikan untuk mensuplai oksigen di rumah sakit," lanjut dia.

Dengan fakta tersebut, Budi sekali lagi memastikan kepada masyarakat bahwa ketersediaan suplai oksigen medis di Indonesia masih cukup terjaga.

"Sehingga dengan demikian kita masih punya room (ketersediaan oksigen) yang cukup," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com