Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wiku Adisasmito Sebut Vaksin Untuk Melindungi Bukan Mengobati Covid-19

Kompas.com - 06/06/2021, 08:00 WIB
Fitri Rachmawati

Penulis

KOMPAS.com- Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menegaskan, vaksin Covid-19 yang saat ini ada, dan sudah disuntikan kepada masyarakat bukanlah obat bagi seseorang yang terpapar virus corona.

Vaksin Covid-19 justru berfungsi melindungi dari potensi penularan Covid-19, yang harus didukung oleh disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.

“Vaksin Covid-19 bukan untuk pengobatan. Usaha terbaik dalam menghindari penularan Covid-19 adalah pencegahan,” tegas dia dalam keterangan pers secara virtual pada Selasa (6/1/2021).

Baca juga: Menkes: Masyarakat Jangan Pilih-pilih Vaksin, yang Diberikan Pemerintah Sudah Teruji

Pencegahan melalui melalui disiplin protokol kesehatan, jika memungkinkan ikut dalam kegiatan vaksinasi yang tengah masif dilakukan pemerintah.

Sedangkan untuk pengobatan Covid-19 masih dalam tahap perkembangan.

Wiku menambahkan, belum lama ini (Senin, 31/5/2021) pemerintah telah menerima 8 juta dosis vaksin Sinovac dalam bentuk bulk atau bahan baku vaksin. Kedatangan vaksin Sinovac ini merupakan pengiriman vaksin gelombang ke-14.

“Pemerintah berharap melalui kedatangan vaksin ini, program vaksinasi nasional dapat berjalan dengan baik dan sesuai jadwal,” tambah dia.

Dengan demikian, jika masyarakat sudah divaksin kesehatan masyarat puluh, dan ekonomi nasional pun dapat kembali bangkit seperti sedia kala.

Hal senada pun disampaikan oleh Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Siti Nadia Tarmizi. Menurut dia vaksin Covid-19 tidak 100 persen melindungi individu dari penularan Covid-19.

Efikasi atau efektivitas vaksin berada diangka 65 sampai 60 persen. Artinya, risiko seseorang terpapar Covid-19 masih tetap ada.

Terlebih, sampai saat ini Indonesia masih dalam kondisi pandemi Covid-19. Kondisi tersebut masih tetap berisiko tinggi untuk masyarakat terpapar Covid-19.

“Vaksinasi tanpa disiplin mematuhi protokol kesehatan, dan penerapan tracing, testing serta treatment tidak akan maksimal dalam mengatasi pandemi,” imbau dia dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (1/6/2021).

Oleh sebab itu, meskipun sudah divaksin masyarakat diharapkan tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.

“Lalu laksanakan tracing, testing dan treatment untuk mendukung vaksinasi. Inilah langkah maksimal dalam melawan Covid-19,” ujar dia.

Baca juga: Menkes: Indonesia Sambut Baik Validasi Vaksin Sinovac

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan, proses vaksinasi Covid-19 di Indonesia diperkirakan bisa mencapai 27.000.000 suntikan pada Senin (31/5/2021).

Ia mengklaim bahwa kecepatan vaksinasi Covid-19 saat ini sudah kembali ke angka 500.000 suntikan per hari.

“Stok vaksin Covid-19 yang dimiliki Indonesia pada bulan ini sekitar 20 juta dosis vaksin.,” kata Budi Gunadi Sadikin.

Sehingga apabila disuntikkan dalam kurun waktu 30 hari, maka pemerintah mampu melakukan 500.000-600.000 penyuntikan per harinya.

Treaser:
Wiku Adisasmito menegaskan, vaksin Covid-19 yang sudah disuntikan kepada masyarakat bukanlah obat bagi seseorang yang terpapar virus corona.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com