Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Sepelekan, Ketahui Arti di Balik BAB Tenggelam dan Terapung!

Kompas.com - 11/04/2021, 19:28 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Buang air besar (BAB) adalah proses alami yang dialami setiap manusia sebagai proses tubuh mengeluarkan sisa-sisa makanan dan zat tidak berguna yang ada di dalam tubuh.

Pernahkah Anda memperhatikan, ketika buang air besar, ada kotoran yang berat sehingga tenggelam di dasar kloset.

Namun, ada juga kotoran yang mengapung di permukaan air.

Mungkin kita tidak pernah mempersoalkan hal itu, selama proses pencernaan kita lancar dan tidak memiliki keluhan.

Baca juga: 10 Penyebab Sering BAB Tidak Seperti Biasanya

Tahukah Anda, ternyata kotoran yang tenggelam dan mengapung, memiliki arti yang berbeda, kaitannya dengan kondisi tubuh kita?

Mengindikasikan kondisi kesehatan

Mengutip Healthline, kotoran yang menimbulkan bunyi saat dilepaskan dan tenggelam di dasar air adalah jenis kotoran yang mengindikasikan kondisi kesehatan yang baik.

Kotoran jenis ini berarti memiliki tingkat kepadatan yang baik, hasil dari konsumsi makanan penuh serat dan kerja optimal dari sistem pencernaan tubuh.

Sementara, kotoran yang mengapung, bahkan tetap ada di permukaan sekali pun Anda menyiramnya, memiliki tingkat kepadatan yang rendah.

Kotoran jenis ini disebabkan konsumsi makanan atau minuman yang banyak menghasilkan gas.

Sebenarnya, tidak perlu terlalu dikhawatirkan karena ini hanya mengindikasikan gejala terjadinya gastrointestinal atau sakit perut yang biasanya kondisi ini akan segera berubah dalam waktu satu hari, dan kotoran Anda kembali berwujud padat.

Namun, jika kotoran mengambang sering Anda temukan apalagi jika terlihat berminyak, hal ini harus diwaspadai karena bisa menjadi tanda Anda mengalami malabsorpsi.

Berdasarkan penjelasan yang dipublikasi WebMD, malabsorpsi memiliki arti ketidakmampuan tubuh dalam menyerap vitamin dan mineral yang dibawa oleh makanan atau minuman yang kita konsumsi.

Kondisi ini bisa berdampak pada banyak hal, mulai dari perut kembung, diare, hingga penurunan berat badan.

Selain indikasi malabsorpsi, kotoran yang mengambang juga bisa menunjukkan gejala terjadinya iritasi pada usus besar.

Untuk kondisi ini, biasanya kita juga akan mengalami gejala lain, seperti kram pada perut, kembung setelah makan, sembelit atau bahkan sering mengalami diare.

Kapan harus ke dokter?

Jika Anda mengalami BAB yang mengambang, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk akhirnya Anda perlu pergi menemui dokter.

Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan, dikutip dari Medical News Today:

  • Kotoran yang mengambang terlihat begitu berlemak atau berminyak;
  • Terjadi selama beberapa hari secara terus-menerus;
  • Mengalami sembelit kronis atau diare;
  • Feses sangat tipis atau berwarna pucat;
  • Mengalami penurunan berat badan padahal tidak diet
  • Urin berwarna sangat gelap.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com