Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Sedang Terjadi di Myanmar?

Kompas.com - 05/03/2021, 17:05 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah orang turun ke jalan di seluruh Myanmar untuk memprotes kudeta yang dilakukan oleh angkatan bersenjata.

Para demonstran terlibat bentrokan dengan militer Myanmar sehingga menimbulkan jatuhnya korban jiwa.

Setidaknya 38 orang tewas dalam ketika militer memadamkan protes di beberapa kota pada Rabu (3/3/2021).

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan insiden kemarin sebagai hari paling kejam sejak demonstrasi menentang kudeta militer bulan lalu pertama kali meletus.

"Polisi dan tentara melepaskan tembakan dengan peluru tajam dengan sedikit peringatan," kata saksi mata seperti dikutip dari Reuters.

Baca juga: Kudeta Militer Myanmar, Aung San Suu Kyi Ditangkap, Apa Penyebanya?

Apa yang sebenarnya terjadi di Myanmar?

Awal permasalahan ketegangan di Myanmar bermula dari pemilu November 2020, pemilu demokratis kedua sejak negara itu keluar dari pemerintahan militer pada 2011.

Pihak militer menuduh adanya kecurangan dalam proses pemungutan suara, sehingga perolehan suara Partai Liga Nasional (NLD) jauh lebih besar dari yang diperkirakan banyak orang.

Sebelumnya, seorang juru bicara militer mengatakan, tak akan menutup kemungkinan adanya kudeta jika tuduhan itu tidak diselidiki dengan baik.

Pada Senin (1/2/2021), mereka kemudian bergerak untuk menindaklanjuti klaim itu dan menegaskan kembali otoritasnya dengan penangkapan sejumlah pemimpin partai politik karena dianggap gagal mengambil tindakan.

Baca juga: Myanmar Alami Kudeta Militer, Adakah Dampaknya bagi Indonesia?

Saat itu, pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi bersama sejumlah tokoh senior Partai NLD ditangkap dalam sebuah penggerebekan.

Pihak militer pun mengumumkan keadaan darurat selama satu tahun untuk menjaga stabilitas negara. Selain itu, mereka juga menunjuk seorang jenderal sebagai pelaksana tugas Presiden Myanmar.

Komisi pemilihan Myanmar sebelumnya telah menolak tuduhan manipulasi pemilih.

Mereka menyebut, kesalahan seperti nama yang digandakan pada daftar pemilih, tak cukup untuk memengaruhi hasil pemungutan suara.

Baca juga: Aung San Suu Kyi Dituntut atas Kepemilikan Walkie Talkie, Apa Itu?

Aksi demonstrasi

Buntut kudeta yang dilakukan militer Myanmar tersebut, masyarakat menggelar aksi demonstrasi hingga saat ini.

Demonstrasi terbesar yang terjadi yakni peristiwa yang disebut dengan Saffron Revolution pada 2007 saat ribuan biksu bangkit memprotes rezim militer.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com