Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Banyak Pelajar Ikut Demo Tolak Omnibus Law Cipta Kerja? Ini Kata Sosiolog

Kompas.com - 09/10/2020, 14:45 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Demonstrasi menolak omnibus law Cipta Kerja terjadi di berbagai daerah di Indonesia dan makin marak setelah undang-undang itu disahkan pada Senin (5/10/2020).

Jumlah massa aksi di sejumlah daerah angkanya bisa mencapai ribuan orang, terutama aksi di kota-kota besar yang memiliki banyak kampus dan sekolah. 

Sebab selain berasal dari kalangan buruh, aksi penolakan omnibus law UU Cipta Kerja juga banyak berasal dari mahasiswa, hingga pelajar.

Dimanfaatkan pelajar

Dilansir Kompas.com, Jumat (9/10/2020), salah satu daerah di mana pelajar ikut serta dalam demonstrasi adalah di Sumatera Selatan.

Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan menyayangkan banyaknya siswa SMA dan SMK yang ditangkap polisi lantaran ikut dalam aksi demonstrasi.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan Riza Fahlevi mengatakan, seluruh aktivitas belajar saat ini masih tetap dilakukan di rumah karena pandemi Covid-19.

Baca juga: Polisi: 1.192 Orang yang Diamankan saat Demo Kebanyakan Pelajar STM

Namun, para pelajar tersebut memanfaatkan kesempatan itu untuk keluar rumah dan ikut dalam rombongan massa aksi demo.

"Semuanya masih belajar daring," kata Riza, Jumat (9/10/2020).

Mengapa pelajar juga banyak yang ikut demo menolak disahkannya omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja?

Momen untuk bergerak

Mengenai fenomena ini, Sosiolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Drajat Tri Kartono melihat ada beberapa kemungkinan.

Dia menjelaskan, dalam gerakan demonstrasi ada yang bertindak sebagai koordinator lapangan, pengembang isu aksi, dan follower.

"Nah ini teman-teman pelajar SMA SMP ini menjadi pengikut saja. Mereka ndak paham tentang itu. Saya yakin, andaikan paham pun ndak terlalu paham. Karena orang-orang yang dewasa saja belum terlalu paham tentang Omnibus Law," kata dia pada Kompas.com, Jumat (9/10/2020).

Meskipun hanya sebagai follower dalam aksi demonstrasi, menurut Drajat para pelajar ini mempunyai nilai signifikan.

Hal itu karena demonstrasi ini menjadi momen yang besar untuk bergerak dan momen ini ditangkap media. Sehingga mereka ingin ikut serta di dalam sejarah ini.

"Mereka ingin datang, baik karena keramaiannya, sejarahnya, maupun ditangkap media. Banyak alasan," kata Drajat.

Baca juga: Dihentikan Polisi di Jalan, Pelajar SMK: Mau Ikut Demo Pak, Diajak Kakak-kakak...

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com