Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Inovasi Baru pada Halte Bus di Korea Selatan untuk Cegah Covid-19

Kompas.com - 14/08/2020, 13:33 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Korea Selatan membuat inovasi baru berteknologi tinggi dalam upaya membendung penyebaran virus corona.

Negara itu kini melengkapi halte bus dengan pintu pemeriksaan suhu dan lampu disinfektan ultraviolet, dikutip dari AFP pada Rabu (12/8/2020).

Sepuluh fasilitas canggih itu telah dipasang di sejumlah distrik di Seoul. Fasilitas tersebut juga menawarkan perlindungan diri dari hujan monsun, panas, serta virus corona.

Agar bisa masuk, penumpang harus berdiri di depan kamera pencitraan termal otomatis.

Pintu akan terbuka jika suhu mereka di bawah 37,5 derajat celcius. Kamera terpisah juga dipasang di bagian bawah untuk menguji suhu anak-anak.

Di dalam 10 halte berdinding kaca itu, dilengkapi pula sistem AC yang memiliki lampu ultraviolet untuk membunuh virus sekaligus mendinginkan udara.

Para calon penumpang bus diwajibkan memakai masker dan menjaga jarak setidaknya satu meter dari yang lain.

"Kami telah memasang semua tindakan anti-virus corona yang tersedia yang dapat kami pikirkan di stan ini," kata Kim Hwang-yun, pejabat distrik yang bertanggung jawab atas proyek Smart Shelter.

Baca juga: RI-Korea Selatan Sepakati Kerja Sama Perjalanan Bisnis pada Masa Pandemi

Ia mengungkapkan, sejak dipasang minggu lalu, sudah ada 300 hingga 400 masyarakat dalam sehari di setiap halte yang menggunakan fasilitas tersebut. 

Halte canggih tersebut juga dipasangi layar yang menampilkan perkiraan waktu kedatangan bus dan layar yang menyiarkan langsung kondisi lalu lintas.

Seorang ibu rumah tangga, Kim Ju-li, mengaku merasakan keamanan lebih saat menggunakan transportasi umum dengan inovasi di halte-halte tersebut.

"Saya merasa sangat aman di sini karena saya tahu orang lain di sekitar saya telah diperiksa suhu mereka sebaik saya," kata dia.

Korea Selatan merupakan salah satu negara awal yang paling terdampak Covid-19 terburuk, di luar China.

Akan tetapi, mereka sukses mengendalikannya secara luas dengan program "lacak, uji, dan obati" yang ekstensif.

Tak seperti negara lainnya, Korea Selatan sejauh ini belum pernah memberlakukan penguncian wajib.

Baca juga: Update Virus Corona di Dunia 14 Agustus: 21 Juta Orang Terinfeksi | WHO Tegaskan Tidak Ada Bukti Penyebaran Covid-19 di Makanan

Hingga Jumat (14/8/2020), berdasarkan data Worldometers, Negeri Gingseng itu telah melaporkan 14.873 kasus Covid-19 dengan 305 kematian dan 13.863 orang dinyatakan sembuh.

Meski tak menerapkan penguncian ketat, Korea Selatan termasuk negara di Asia yang terperosok ke dalam jurang resesi.

Pada kuartal I tahun 2020, Korea Selatan melaporkan pertumbuhan ekonomi minus 1,3 persen.

Kemudian, pada kuartal II tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Korea Selatan mengalami minus 3,3 persen. Kemerosotan ini terjadi karena anjloknya ekspor, investasi, manufaktur, dan jasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Jalan Kaki Setiap Hari? Ini 7 Manfaatnya

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Jalan Kaki Setiap Hari? Ini 7 Manfaatnya

Tren
Daftar 11 Film Terbaru Tayang di Bioskop Juni 2024, Apa Saja?

Daftar 11 Film Terbaru Tayang di Bioskop Juni 2024, Apa Saja?

Tren
Keluarga Pegawai Dapat Diskon Tiket Kereta 50 Persen, KAI: Seumur Hidup

Keluarga Pegawai Dapat Diskon Tiket Kereta 50 Persen, KAI: Seumur Hidup

Tren
Update Kasus Korupsi Timah, Eks Dirjen Minerba Tersangka, Kerugian Naik Jadi Rp 300 T

Update Kasus Korupsi Timah, Eks Dirjen Minerba Tersangka, Kerugian Naik Jadi Rp 300 T

Tren
Polisi: Mayat di Toren Air Warga Pondok Aren merupakan Bandar Narkoba

Polisi: Mayat di Toren Air Warga Pondok Aren merupakan Bandar Narkoba

Tren
Ini Kata Jokowi dan Kejagung soal Anggota Densus 88 Kuntit Jampidsus

Ini Kata Jokowi dan Kejagung soal Anggota Densus 88 Kuntit Jampidsus

Tren
Israel Serang Rafah, Erdogan Sumpahi Netanyahu Bernasib seperti Hitler

Israel Serang Rafah, Erdogan Sumpahi Netanyahu Bernasib seperti Hitler

Tren
Pekerja Sudah Punya Rumah atau Ambil KPR, Masih Kena Potongan Tapera?

Pekerja Sudah Punya Rumah atau Ambil KPR, Masih Kena Potongan Tapera?

Tren
Bayi Tertabrak Fortuner di Sidoarjo, Apakah Orangtua Berpeluang Dipidana?

Bayi Tertabrak Fortuner di Sidoarjo, Apakah Orangtua Berpeluang Dipidana?

Tren
IKD Jadi Kunci Akses 9 Layanan Publik per Oktober, Bagaimana Nasib yang Belum Aktivasi?

IKD Jadi Kunci Akses 9 Layanan Publik per Oktober, Bagaimana Nasib yang Belum Aktivasi?

Tren
Bisakah Perjanjian Pranikah Atur Perselingkuhan Tanpa Pisah Harta?

Bisakah Perjanjian Pranikah Atur Perselingkuhan Tanpa Pisah Harta?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 30-31 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 30-31 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Ini yang Terjadi jika Tidak Memadankan NIK dan NPWP | La Nina Muncul Juni, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

[POPULER TREN] Ini yang Terjadi jika Tidak Memadankan NIK dan NPWP | La Nina Muncul Juni, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Tren
Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Tren
China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com