Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ledakan di Beirut, Lebanon Disinyalir Berasal dari 2.750 Ton Amonium Nitrat, Apa Itu?

Kompas.com - 05/08/2020, 07:37 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah ledakan hebat terjadi di Beirut, Lebanon pada Selasa (4/8/2020) petang waktu setempat.

Mengutip CNN (5/8/2020), korban tewas telah mencapai 73 orang, seperti dilaporkan Menteri Kesehatan Hamad Hassan.

Selain itu ribuan orang terluka dalam insiden ledakan tersebut.

Perdana Menteri Hassan Diab menyatakan, sebanyak 2.750 ton amonium nitrat yang merupakan pupuk pertanian disinyalir menjadi penyebab insiden.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Serangan Bom di Kereta Guncang Madrid, 193 Orang Tewas, Ribuan Luka-luka

Pupuk itu, kata PM Diab, disimpan selama bertahun-tahun dalam gudang di tepi laut.

"Tidak dapat diterima ada 2.750 amonium nitrat disimpan di gudang selama enam tahun, tanpa adanya langkah pengamanan sehingga membahayakan keselamatan warga," imbuhnya.

Dilansir AFP Selasa (4/8/2020), Diab menegaskan mereka akan segera menggelar penyelidikan untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab.

"Apa yang terjadi hari ini tidak akan dibiarkan begitu saja. Mereka yang bertanggung jawab akan menerima akibatnya," janjinya.

Baca juga: Viral Diduga Bom Rakitan Palsu di Sulsel Dibuat oleh Pelajar SMP, Ini Faktanya

Apa itu amonium nitrat

Mengutip laman Sentra Informasi Keracunan Nasional Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), amonium nitrat masuk dalam golongan garam anorganik.

Amonium nitrat digunakan sebagai pupuk, peledak, piroteknik, herbisidum, insektisidum, campuran pembeku, zat pengoksidasi, dan zat pengkatalisis.

Juga digunakan sebagai ekspektoran dan urinary acidifier, industri nitrous oxide, dalam campuran pembekuan, korek api, kembang api dan pupuk.

Amonium nitrat memiliki risiko bahaya bila digunakan dengan cara yang salah.

Baca juga: Saat Asia Disebut sebagai Pusat Bahaya Kolesterol...

Apabila terhirup, dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan dengan gejala batuk, sakit tenggorokan dan napas yang pendek.

Menyebabkan juga methemoglobinemia, sianosis, konvulsi, takikardia, dispnea, bahkan hingga kematian.

Dapat menyebabkan iritasi parah pada saluran pernapasan dengan tenggorokan sakit, batuk, sesak napas dan edema paru tertunda.

Baca juga: Mengenal Jenis dan Gangguan Kesehatan Mental

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com