Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Risiko dan Hasil Pembukaan Sekolah di Tengah Pandemi Corona...

Kompas.com - 13/07/2020, 10:05 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi virus corona masih berlangsung dan sejumlah negara pun mempersiapkan kebijakan-kebijakan tertentu untuk menjalankan aktivitasnya lagi.

Salah satu hal yang menjadi perhatian adalah soal pembukaan sekolah.

Sebagaimana diketahui bahwa beberapa waktu yang lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengakui bahwa virus corona dapat ditularkan melalui udara (airborne) di tempat-tempat ramai maupun ruangan tertutup dengan ventilasi buruk.

Baca juga: Virus Corona Menular Lewat Droplet dan Airborne, Apa Bedanya?

Kondisi tersebut mungkin dapat ditemui di ruangan-ruangan pada sejumlah sekolah.

Meskipun data dari seluruh dunia menunjukkan anak-anak cenderung tidak mengalami gejala yang lebih serius daripada orang dewasa saat terpapar virus corona, tetapi masih banyak pertanyaan yang belum terjawab.

Adapun salah satu pertanyaan yang belum terjawab adalah seberapa sering anak-anak dapat terinfeksi dan bagaimana peran mereka dalam menularkan virus.

Baca juga: Virus Corona Disebut Menyebar Melalui Udara, Amankah Beraktivitas Outdoor?

Pembukaan sekolah di luar negeri

Melansir New York Times (11/7/2020), pengalaman dibukanya sekolah di luar negeri menunjukkan bahwa langkah-langkah seperti jarak fisik dan penggunaan masker dapat menciptakan perbedaan.

Selain itu, variabel penting lainnya sebelum membuka sekolah adalah memperhatikan seberapa luas virus menyebar di masyarakat.

Sebab, kondisi tersebut dapat berdampak pada berapa orang yang berpotensi membawa virus ke dalam sekolah.

"Pertama, perlu adanya kontrol pada penyebaran virus di masyarakat. Setelah itu, barulah dapat dibuka sekolah dengan langkah yang bijak," kata Profesor di John Hopkins Bloomberg School of Public Health, Dr Joshua Sharfstein.

Baca juga: Simak Cara Penggunaan Masker yang Benar dan Kesalahan yang Sering Dilakukan

Bukti yang telah dikumpulkan

Sekolah swasta Al Taqwa College di Truganina, suatu kawasan di pinggiran Kota Melbourne, menjadi salah satu klaster penyebaran COVID-19 terbesar di Australia setelah 113 kasus ditemukan di sini. ABC News: Gemma Hall Sekolah swasta Al Taqwa College di Truganina, suatu kawasan di pinggiran Kota Melbourne, menjadi salah satu klaster penyebaran COVID-19 terbesar di Australia setelah 113 kasus ditemukan di sini.

Perhatian terbesar dengan membuka kembali sekolah adalah potensi siswa untuk terinfeksi tanpa menunjukkan gejala dan menyebarkannya kepada orang lain.

Hingga kini, sebagian besar bukti menunjukkan bahwa jika anak berusia di bawah 12 tahun terinfeksi pada tingkat yang sama dengan orang dewasa, mereka memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk menyebarkannya.

Akademi Pediatri Amerika menggunakan data ini untuk rekomendasi pembukaan sekolah dengan sejumlah langkah keamanan.

Baca juga: Kasus Covid-19 Dimungkinkan Telah Menginfeksi 10 Kali Lebih Banyak Warga AS dari yang Dilaporkan

Namun, sebagian besar bukti tersebut dikumpulkan di negara-negara yang telah dikunci atau menerapkan langkah-langkah pencegahan lainnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Cerita Dante Lauretta yang Dibayar NASA Rp 16,2 Triliun untuk Cegah Asteroid Tabrak Bumi

Cerita Dante Lauretta yang Dibayar NASA Rp 16,2 Triliun untuk Cegah Asteroid Tabrak Bumi

Tren
Profil Calvin Verdonk dan Jens Raven, Calon Penggawa Timnas yang Jalani Proses Naturalisasi

Profil Calvin Verdonk dan Jens Raven, Calon Penggawa Timnas yang Jalani Proses Naturalisasi

Tren
Bisakah Suplemen Kesehatan Mencegah Kantuk Layaknya Kopi?

Bisakah Suplemen Kesehatan Mencegah Kantuk Layaknya Kopi?

Tren
Kasus Sangat Langka, Mata Seorang Wanita Alami Kebutaan Mendadak akibat Kanker Paru-paru

Kasus Sangat Langka, Mata Seorang Wanita Alami Kebutaan Mendadak akibat Kanker Paru-paru

Tren
Cara Buat Kartu Nikah Digital 2024 untuk Pengantin Lama dan Baru

Cara Buat Kartu Nikah Digital 2024 untuk Pengantin Lama dan Baru

Tren
Saat Warganet Soroti Kekayaan Dirjen Bea Cukai yang Mencapai Rp 51,8 Miliar...

Saat Warganet Soroti Kekayaan Dirjen Bea Cukai yang Mencapai Rp 51,8 Miliar...

Tren
Sejarah Tanggal 2 Mei Ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional

Sejarah Tanggal 2 Mei Ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional

Tren
7 Instansi yang Sudah Membuka Formasi untuk CASN 2024

7 Instansi yang Sudah Membuka Formasi untuk CASN 2024

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Daerah yang Merasakan Gempa Bandung M 4,2 | Madinah Banjir Setelah Hujan Turun 24 Jam

[POPULER TREN] Daerah yang Merasakan Gempa Bandung M 4,2 | Madinah Banjir Setelah Hujan Turun 24 Jam

Tren
Batal Menggagas Benaromologi

Batal Menggagas Benaromologi

Tren
Bukan Pluto, Ilmuwan Temukan Bukti Baru Adanya Planet Kesembilan dalam Tata Surya

Bukan Pluto, Ilmuwan Temukan Bukti Baru Adanya Planet Kesembilan dalam Tata Surya

Tren
Disebut Hewan Pemalas, Berikut Beberapa Fakta Unik tentang Kungkang atau Sloth

Disebut Hewan Pemalas, Berikut Beberapa Fakta Unik tentang Kungkang atau Sloth

Tren
Ramai soal Aturan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Penjelasan Menkop-UKM

Ramai soal Aturan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Penjelasan Menkop-UKM

Tren
Ramai soal Mahasiswi Undip Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Mundur Usai Diungkap Warganet

Ramai soal Mahasiswi Undip Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Mundur Usai Diungkap Warganet

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com