Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wilayah Terbaik untuk Mengamati Gerhana Matahari Cincin 2020

Kompas.com - 21/06/2020, 08:43 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini, sejumlah wilayah di Indonesia akan melihat fenomena gerhana matahari cincin api solstis 2020.

Hanya saja, gerhana matahari di Indonesia kali ini hanya terlihat secara parsial atau sebagian.

Peneliti dari Pusat Sains Antariksa (Pusainsa) Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN) Emmanuel Sungging Mumpungi mengatakan, tempat terbaik untuk mengamati gerhana matahari kali ini adalah di Pulau Miangas, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara.

Pasalnya, magnitudo gerhana ketika puncaknya adalah sebesar 56,52 persen dengan obkurasi atau ketertutupan sebesar 46,21 persen.

"Spot terbaik di Indonesia untuk mengamati gerhana Matahari sebagian tanggal 21 Juni besok adalah di Pulau Miangas, Sulawesi Utara karena parsial sekitar 46 persen" kata Sungging saat dihubungi Kompas.com, Minggu (21/6/2020).

Baca juga: Sebelum Corona, Ini 4 Tempat Wisata untuk Melihat Gerhana Matahari

Gerhana di Miangas berlangsung paling lama

Selain itu, durasi gerhana di Miangas juga akan berlangsung paling lama dibandingkan wilayah Indonesia lainnya, yaitu sekitar 2 jam 10 menit.

Gerhana di Miangas akan dimulai pada pukul 15.22 WITA dari arah 24 derajat barat ke utara, kemudian mengalami puncaknya pada pukul 16.32 WITA dan berakhir pada 17.32 WITA.

Sayangnya, tak ada stasiun pemantauan di Miangas, sehingga fenomena gerhana di wilayah itu tak bisa disaksikan melalui live streaming.

"Kami tidak ada stasiun di sana," jelas Sungging.

Seperti diketahui, gerhana matahari cincin terjadi ketika piringan Bulan nampak lebih kecil dibandingkan piringan Matahari.

Hal itu mengakibatkan ujung bayangan gelap (umbra) Bulan tidak jatuh di permukaan Bumi, sehingga terbentuk perpanjangan bayangan Bulan yang disebut antumbra.

Wilayah yang terkena antumbra tersebut akan mengalami gerhana matahari cincin (GMC).

Baca juga: 13 Tips Foto Gerhana Matahari Cincin, Cukup Pakai Smartphone

Gerhana matahari cincin soltis

Namun, fenomena GMC tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya karena bertepatan dengan summer solstis, sehingga disebut gerhana matahari cincin (GMC) solstis.

Menurut Sungging, gerhana matahari kali ini bertepatan dengan summer solstis atau solstis Juni.

"Summer soltsis merupakan titik balik musim panas, bisa dikatakan perubahan akhir musim atau istilah umumnya mulai masuk musim panas," kata dia.

Dia menjelaskan, gerhana matahari cincin solstis cukup langka karena terakhir kali terjadi beberapa abad yang lalu, yaitu 21 Juni 1648.

Sementara gerhana ini akan kembali bisa dinikmati pada 2039 mendatang atau 19 tahun dari sekarang.

Kendati seluruh wilayah Indonesia hanya bisa melihat secara parsial, tapi Sungging mengingatkan bahwa gerhana matahari cincin solstis tetap berhaya jika dilihat dengan mata telanjang.

Baca juga: Besok Gerhana Matahari Cincin, Ini 9 Tips Aman Melihatnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

Tren
Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Tren
Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com