KOMPAS.com - Hari ini, sejumlah wilayah di Indonesia akan melihat fenomena gerhana matahari cincin api solstis 2020.
Hanya saja, gerhana matahari di Indonesia kali ini hanya terlihat secara parsial atau sebagian.
Peneliti dari Pusat Sains Antariksa (Pusainsa) Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN) Emmanuel Sungging Mumpungi mengatakan, tempat terbaik untuk mengamati gerhana matahari kali ini adalah di Pulau Miangas, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara.
Pasalnya, magnitudo gerhana ketika puncaknya adalah sebesar 56,52 persen dengan obkurasi atau ketertutupan sebesar 46,21 persen.
"Spot terbaik di Indonesia untuk mengamati gerhana Matahari sebagian tanggal 21 Juni besok adalah di Pulau Miangas, Sulawesi Utara karena parsial sekitar 46 persen" kata Sungging saat dihubungi Kompas.com, Minggu (21/6/2020).
Baca juga: Sebelum Corona, Ini 4 Tempat Wisata untuk Melihat Gerhana Matahari
Selain itu, durasi gerhana di Miangas juga akan berlangsung paling lama dibandingkan wilayah Indonesia lainnya, yaitu sekitar 2 jam 10 menit.
Gerhana di Miangas akan dimulai pada pukul 15.22 WITA dari arah 24 derajat barat ke utara, kemudian mengalami puncaknya pada pukul 16.32 WITA dan berakhir pada 17.32 WITA.
Sayangnya, tak ada stasiun pemantauan di Miangas, sehingga fenomena gerhana di wilayah itu tak bisa disaksikan melalui live streaming.
"Kami tidak ada stasiun di sana," jelas Sungging.
Seperti diketahui, gerhana matahari cincin terjadi ketika piringan Bulan nampak lebih kecil dibandingkan piringan Matahari.
Hal itu mengakibatkan ujung bayangan gelap (umbra) Bulan tidak jatuh di permukaan Bumi, sehingga terbentuk perpanjangan bayangan Bulan yang disebut antumbra.
Wilayah yang terkena antumbra tersebut akan mengalami gerhana matahari cincin (GMC).
Baca juga: 13 Tips Foto Gerhana Matahari Cincin, Cukup Pakai Smartphone
Namun, fenomena GMC tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya karena bertepatan dengan summer solstis, sehingga disebut gerhana matahari cincin (GMC) solstis.
Halo #SobatLAPAN, kita akan menyongsong Cincin Api Solstis yang akan terjadi pada 21 Juni 2020. Fenomena ini dinamai demikian dikarenakan Gerhana Matahari Cincin (GMC) bertepatan dengan Solstis Juni 2020. #GerhanaMatahariCincin #Gerhana#Solstice#GerhanaMatahariSebagian pic.twitter.com/8pt4kb9Ulr
— LAPAN (@LAPAN_RI) June 19, 2020
Menurut Sungging, gerhana matahari kali ini bertepatan dengan summer solstis atau solstis Juni.
"Summer soltsis merupakan titik balik musim panas, bisa dikatakan perubahan akhir musim atau istilah umumnya mulai masuk musim panas," kata dia.
Dia menjelaskan, gerhana matahari cincin solstis cukup langka karena terakhir kali terjadi beberapa abad yang lalu, yaitu 21 Juni 1648.
Sementara gerhana ini akan kembali bisa dinikmati pada 2039 mendatang atau 19 tahun dari sekarang.
Kendati seluruh wilayah Indonesia hanya bisa melihat secara parsial, tapi Sungging mengingatkan bahwa gerhana matahari cincin solstis tetap berhaya jika dilihat dengan mata telanjang.
Baca juga: Besok Gerhana Matahari Cincin, Ini 9 Tips Aman Melihatnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.