SAAT ini Indonesia dalam kondisi perang melawan Covid-19. Musuhnya tak berwujud namun menyerang secara menakutkan, menyakitkan, dan mematikan.
Hampir dua bulan sejak Indonesia mulai diketahui terserang oleh virus corona jenis baru, penyebaran virus telah terjadi di 34 provinsi dan 214 kota/kabupaten.
Virus ini telah menyebabkan lebih kurang 200 ribu orang terpapar sebagai orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP). Penderita yang terkonfirmasi positif telah mencapai lebih 7.000 kasus dengan kematian 8,6 persen.
Perang seperti apa sebenarnya yang dihadapi Indonesia terkait Covid-19?
Perang secara umum adalah pertarungan suatu pihak dengan pihak lawan untuk tujuan mencapai kemenangan menggunakan berbagai alat untuk saling mengalahkan.
Perang adalah sebuah aksi fisik dan non-fisik secara langsung maupun tidak antara dua atau lebih kelompok manusia dengan risiko kerugian dan dampak negatif. Akan terjadi perlukaan fisik maupun batin, bahkan kematian. Semua pihak umumnya tahu siapa lawannya.
Perbedaan perang zaman dulu dengan zaman modern adalah alat dan bahan yang digunakan. Kita mengenal alat peperangan batu, kayu, bambu, pisau, parang, pedang, pistol, senapan, tank, pesawat tempur, kapal selam, bom, gas beracun, kuman, teknologi informasi, dan lainnya. Semuanya menjadi alat yang sengaja digunakan untuk memenangkan peperangan.
Peperangan melawan Covid-19 bukan memperebutkan kemenangan. Penyerang membuat sakit banyak orang tanpa tujuan tertentu.
Musuh kita adalah suatu penyakit yang sebenarnya tidak dapat menyebar sendiri, tidak ada niat untuk menyebar, dan juga tidak ada unsur kesengajaan.
Musuh tersebut disebarkan oleh lawannya sendiri dalam hal ini manusia yang diserang. Situasi ini sangat meresahkan, karena sakit dan kematian disebabkan musuh yang tidak tampak, bahkan tidak punya motif untuk menyerang.
Musuh negara Indonesia sesungguhnya adalah ketidaktahuan, pengabaian, ketidakpatuhan, desakan kebutuhan hidup, sarana perlindungan diri dan pelayanan kesehatan yang belum memadai, dan belum adanya obat dan vaksin.
Serangan yang terjadi bisa tidak terduga, melalui orang dengan maupun tanpa gejala, terkait Covid-19 maupun tidak dengan Covid-19. Satu penularan memicu rantai penularan dan berakhir pada banyaknya orang terinfeksi.