Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update 23 Negara Berlakukan Lockdown Guna Hentikan Penyebaran Virus Corona

Kompas.com - 30/03/2020, 16:19 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Virus corona telah menyebar di hampir seluruh negara di dunia dan jumlah infeksinya belum menunjukkan tanda-tanda penurunan. 

Sejauh ini, tercatat 720.117 kasus infeksi dengan 33.925 kematian dan 149.082 pasien telah dinyatakan sembuh.

Di sejumlah negara Eropa dan Amerika Serikat bahkan jumlah infeksi dan kematian lebih tinggi dibandingkan China, negara yang pertama melaporkan adanya virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

Sebagai upaya menekan angka penyebaran, sejumlah negara memberlakukan kebijakan lockdown atau penguncian, baik secara nasional maupun parsial.

Baca juga: Belum Laporkan Kasus Kematian Corona, Vietnam Tetap Bersiap Lockdown

Berikut daftar 23 negara yang telah menerapkan penguncian:

  • Afrika Selatan (berlaku sejak 26 Maret 2020)
  • India (berlaku sejak 24 Maret 2020)
  • Rwanda (berlaku sejak 28 Maret 2020)
  • Kenya (berlaku sejak 27 Maret 2020)
  • Zimbabwe (berlaku sejak 30 Maret 2020)
  • Nigeria (berlaku sejak 30 Maret 2020)
  • Inggris (berlaku sejak 23 Maret 2020)
  • China (berlaku sejak 23 Januari 2020)
  • Italia (berlaku sejak 10 Maret 2020)
  • Spanyol (berlaku sejak 14 Maret 2020)
  • Perancis (berlaku sejak 16 Maret 2020)
  • Irlandia (berlaku sejak 28 Maret 2020)
  • El-Salvador (berlaku sejak 22 Maret 2020)
  • Belgia (berlaku sejak 18 Maret 2020)
  • Polandia (berlaku sejak 13 Maret 2020)
  • Argentina (berlaku sejak 20 Maret 2020)
  • Arab Saudi (berlaku sejak 26 Maret 2020)
  • Yordania (berlaku sejak 21 Maret 2020)
  • Belanda (berlaku sejak 18 Maret 2020)
  • Denmark (berlaku sejak 10 Maret 2020)
  • Malaysia (berlaku sejak 18 Maret 2020)
  • Lebanon (berlaku sejak 21 Maret 2020)
  • Filipina (berlaku sejak 15 Maret 2020)

Baca juga: Cerita Wanita Berusia 102 Tahun di Italia yang Sembuh dari Virus Corona

Kekacauan Lockdown di India

Kekacauan terjadi di India beberapa hari setelah pemerintah mengumumkan lockdown pada 24 Maret 2020.

Penutupan pabrik dan pembatasan transportasi umum membuat sebagian pekerja migran memilih jalan kaki pulang ke desanya.

Di New Delhi, beberapa bus yang masih beroperasi hanya memperbolehkan warga pemegang izin dari pemerintah untuk naik.

Sementara layanan kereta api telah membatalkan semua jadwal keberangkatan, kecuali kereta kota dan kereta barang sampai 31 Maret mendatang.

Upah pekerjaan yang dibayar secara harian membuat banyak orang yang tak memiliki cukup uang, terpaksa berjalan kaki ke kampung halamannya dengan bekal makanan seadanya.

Terbatasnya akses transportasi ini juga membuat seorang pria di Bharat Nagar harus mengayuh sepeda sejauh 12 kilometer demi mengantar istrinya yang terluka untuk berobat ke Kanganwal di daerah Punjab.

Baca juga: Gas Air Mata dan Peluru Karet, Cara Afrika Tertibkan Warganya Saat Lockdown

Tertibkan warga dengan kekerasan

Sementara itu, sejumlah negara di Afrika menerapkan langkah tegas untuk menertibkan warganya yang melanggar lockdown, bahkan sebagian menggunakan jalan kekerasan.

Dilansir dari SCMP, beberapa menit setelah keputusan lockdown tiga minggu di Afrika Selatan, polisi meneriaki para tunawisma di pusat Kota Johannesburg dan mengejar beberapa orang.

Selain itu, polisi juga banyak mengejar para pengendara dan menghentikan mereka. Warga lain bahkan melaporkan yang polisi menggunakan peluru karet untuk melakukan penertiban.

Di Kenya, gas air mata memaksa ratusan orang yang mengantre masuk ke dalam kapal feri di kota pelabuhan Mombasa sebelum jam malam.

Bahkan, beberapa petugas kesehatan melaporkan telah diintimidasi oleh polisi ketika mereka mencoba memberikan layanan setelah jam malam.

Baca juga: Update Rincian Kasus Corona di 29 Provinsi di Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com