KOMPAS.com - Hari ini, 16 tahun yang lalu, atau tepatnya pada 1 Februari 2004, terjadi Tragedi Mina yang menewaskan 251 orang.
Tragedi Mina merujuk pada meninggalnya jemaah haji akibat terinjak-injak saat melakukan lempar jumrah di Mina.
Lempar jumrah adalah salah satu ritual dalam ibadah haji. Jumrah atau kerikil dilempar ke sejumlah tiang (ada tiga tugu/tiang, yakni ula, wustho, dan aqobah).
Dikutip AFP, melalui Harian Kompas (03/01/2004), dari 251 orang yang tewas, 54 orang di antaranya berasal dari Indonesia.
Dibanding negara lainnya, korban dari Indonesia adalah yang terbanyak.
Ada juga korban luka-luka, Harian Kompas (07/02/2004) menyebutkan 244 orang mengalami luka-luka.
Harian Kompas (07/02/2004) menyebutkan kekacauan tersebut terjadi di dekat jembatan Jamarat dan berlangsung selama 27 menit.
Setelah itu prosesi ibadah haji dapat dilanjutkan kembali.
Baca juga: Hari ini dalam Sejarah: Pesawat MH370 Dinyatakan Alami Kecelakaan, 239 Penumpang Tewas
Menteri Haji Arab Saudi Iyat Madani mengatakan, sesungguhnya pergerakan anggota jemaah haji yang diperkirakan mencapai dua juta orang itu terkendali dengan baik pada hari Sabtu tengah malam sampai Minggu pukul 08.30.
Namun, tiba-tiba sekitar pukul 09.00 keadaan menjadi tidak terkendali. "Percayalah, kami telah mempersiapkan segala sesuatunya dengan sangat matang, tetapi kita tidak selalu mengerti kehendak Allah SWT," katanya saat itu.
Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif menilai kematian masal jemaah haji yang terjadi hampir setiap tahun adalah imbas dari komersialisasi ibadah yang dilakukan pengelola ibadah haji di Arab Saudi maupun di Indonesia.
Syafii menilai kematian masal jemaah saat menunaikan ibadah haji lebih disebabkan keteledoran pengelola haji. Aspek pengamanan terhadap jemaah masih sangat kurang.
Melimpah ruahnya manusia pada musim haji di Mekkah yang sempit semestinya sudah diprediksi.
Dia juga menilai pihak yang berwenang tidak memiliki manajemen yang baik dan justru mencari kambing hitam dengan mengatakan yang terkena musibah adalah jemaah ilegal.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pendiri Apple, Steve Jobs Meninggal Dunia
Tragedi selama ibadah haji tidak hanya sekali itu terjadi. Harian Kompas (07/02/2004) mencatat berbagai macam petaka yang dialami jemaah haji sejak tahun 1970-an hingga 2004.
Mulai dari kecelakaan transportasi, kebakaran, aksi teror, dan kematian akibat desak-desakan. Ratusan, bahkan ribuan, orang menjadi korban.
Berikut catatannya:
Pesawat Boeing-707 milik Royal Jordanian Airlines yang membawa jemaah calon haji asal Nigeria jatuh dan terbakar habis di lapangan terbang Kano, sebuah kota di Nigeria utara.
Kecelakaan yang diakibatkan oleh kaburnya pemandangan di sekitar lapangan terbang itu menelan korban 180 jiwa.
Pesawat DC-8 milik Martinair (Belanda) yang disewa oleh Garuda untuk menerbangkan 182 orang Indonesia asal Surabaya ke Jeddah mengalami kecelakaan sebelum mendarat di Lapangan Terbang Internasional Bandaranaike, Sri Lanka.
Pesawat jatuh dan meledak di sebuah daerah berbukit-bukit sebelah timur Gunung Adam Es Peak, sekitar 100 kilometer sebelah timur lapangan terbang. Kecelakaan ini akibat kesalahan navigasi.
Awak pesawat diduga salah menghitung ketinggian dan jarak pesawat dari landasan terbang karena keadaan lingkungan di sana. Musibah ini menelan korban 182 anggota jemaah calon haji asal Indonesia dan seluruh awak pesawat.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Legenda Film Bisu, Charlie Chaplin Meninggal Dunia
Kebakaran hebat terjadi di Mina dan menghanguskan ratusan ribu tenda tempat menginap jemaah haji. Musibah ini menewaskan 188 orang, dua orang di antaranya berasal dari Indonesia.