Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yang Harus Dilakukan Orangtua Saat Anak Mengalami Obesitas

Kompas.com - 29/09/2019, 16:56 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Sumber kompas.com,

KOMPAS.com - Anak yang gemuk dan chubby memang menggemaskan.

Akan tetapi, banyak orangtua yang tak menyadari anak bertubuh gemuk bisa saja mengalami berbagai gangguan kesehatan ketika dewasa.

Seperti yang terjadi pada bocah tujuh tahun asal Karawang, misalnya.

Bocah bernama Satia Putra, yang memiliki berat badan 110 kilogram, yang meninggal dunia setelah sebelumnya mengeluh batuk dan sesak napas.

Berat ideal untuk anak berusia tujuh tahun adalah 23 kilogram. Dengan berat jauh di atas itu, maka anak termasuk kategori kelebihan berat badan atau dikenal dengan obesitas. 

Lalu, apa yang harus dilakukan orangtua saat anak mengalami kelebihan berat badan?

Ketika berat badan sang buah hati sudah melebihi batas wajar, orangtua harus berhati-hati pada risiko obesitas yang kemungkinan besar dialami oleh si kecil.

Konsultasi ke dokter/ahli gizi

Sebaiknya, orangtua mengonsultasikan kondisi anak yang obesitas kepada dokter dan ahli gizi.

Dengan demikian, bisa dibuat rencana perubahan pola makan dan gaya hidup anak.

Dokter akan mengukur tinggi dan berat badan anak beberapa kali untuk menentukan apakah pertumbuhan tersebut tergolong normal atau tidak.

Selain itu, dokter juga akan memeriksa kesehatan, pola makan, aktivitas fisik, serta riwayat kesehatan keluarga untuk mengetahui apakah benar-benar ada masalah pada berat badan atau pertumbuhan anak.

Jangan paksakan diet ketat 

Jangan sembarangan memaksa anak untuk ikut diet ketat dan membatasi makanan yang sebenarnya bernutrisi.

Hal ini justru bisa membuat anak kekurangan gizi dan pertumbuhannya terhambat.

Bantu si kecil untuk mengatur pola makannya dengan menghindari makanan tinggi gula dan lemak seperti biskuit, kue, permen, dan minuman bersoda.

Sedikan asupan makanan sehat seperti buah, sayur, telur, kacang-kacangan serta daging yang tinggi protein.

Jangan sepelekan berat badan anak yang sudah melampui batas wajar. Pasalnya, anak yang kelebihan berat badan rentan mengalami diabetes, kolesterol tinggi dan hirpertensi ketika dewasa kelak.

Atur pola makan

Melansir pemberitaan Kompas.com, berikut pola makan yang sebaiknya diterapkan untuk anak obesitas:

  • Asupan kalori yang seimbang sesuai kebutuhan anak. Konsultasikan ke dokter gizi klinik untuk mendapatkan takaran yang tepat.
  • Makan dengan teratur, yaitu tiga kali makan besar dan dua kali camilan dalam sehari.
  • Menerapkan pola makan sehat dan kaya gizi seperti sayur, buah, dan produk biji-bijian utuh yang divariasikan tiap hari.
  • Menerapkan kebiasaan minum air putih yang selalu diberikan di antara jadwal makan besar dan camilan.
  • Mengonsumsi protein rendah lemak dari berbagai macam sumber.
  • Mengonsumsi produk susu rendah atau bebas lemak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com