Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Syafiq Basri Assegaff
Dosen LSPR

Penulis, mantan wartawan; Doktor dalam bidang komunikasi, dan dokter yang tidak praktik lagi; pengamat masalah sosial, komunikasi dan kesehatan.

Konten WA Bisa Membosankan: Inflasi Diri Manusia

Kompas.com - 11/05/2024, 10:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KALAU para ekonom biasa bicara inflasi, ada yang tanya, apakah hal itu dapat terjadi pada manusia? Entahlah, tapi mungkin ini bisa memberi sedikit gambaran yang mendekati hal itu.

Kata para ahli komunikasi, dari Aristoteles sampai zaman kiwari, jika ingin komunikasi Anda efektif, sebagai pembicara atau penulis, maka Anda harus berusaha persuasif.

Sebab kalau tidak efektif, maka pesan Anda itu sia-sia. (Saya lalu ingat pesan seorang ustadz, yang pertama melakukan kesia-siaan itu adalah setan).

Supaya pesan Anda persuasif, artinya pesan itu menyebabkan munculnya ‘engagement’ di media sosial atau membawa dampak, maka setiap komunikator (atau ‘rhetor,’ dalam istilah zaman Aristoteles) mesti mempertimbangkan audiens mereka, dan mengenali benar siapa audiens itu.

"Bicaralah sesuai dengan kadar pikiran audiens Anda," kata adagium Arab.

Nah, kunci persuasi ada tiga. Pertama, sang rhetor (pengirim pesan atau komunikator) punya ethos, yakni semacam kredibilitas diri.

Dokter, misalnya, punya ethos untuk bicara tentang kesehatan, sedangkan ethos dalam diri akuntan jelas ketika dia bicara perkara keuangan.

Kedua, pembicaraan itu mesti punya “argumen” yang dapat diterima akal sehat atau logos.

Kedua unsur itu menjadi syarat persuasi, agar kita dapat memengaruhi audiens, misalnya, memunculkan rasa senang, puas, gembira, rasa iba, kasihan, sedih — tergantung tujuan yang diinginkan dalam pengiriman pesan itu. Emosi yang muncul dalam diri audiens disebut pathos.

Elemen ketiga yang disebut pathos itu menjadi penanda bahwa pesan Anda efektif. Sebab Anda berhasil memantik emosi atau perasaan yang diajak bicara atau pembaca pesan Anda (ingat kata "pathy" dalam simpati atau empati, atau antipati?)

Sejatinya semua pesan yang disajikan melalui media (media sosial, radio, suratkabar, televisi, bahkan film), lazimnya punya tujuan memantik timbulnya emosi dalam diri audiens, pendengar, pembaca atau penonton?

Hanya dengan adanya pathos sajalah, pesan yang masuk akal (logis) oleh seorang yang punya ethos bisa menghasilkan dampak yang diharapkan.

Walakin masalahnya, ethos dapat berubah-ubah, bisa naik bisa turun. Ethos Anda meningkat, misalnya, karena ada rekomendasi dari orang lain.

Jika ada teman yang bilang, ”Dokter A itu jago lho, dan ia satu dari sedikit ahli dalam urusan penyakit jantung,” misalnya, maka ethos dokter A di mata pendengarnya akan naik.

Sebaliknya, jika ada informasi negatif terkait seseorang yang muncul belakangan, misalnya, informasi bahwa seorang rhetor sering ingkar janji, atau pembohong, maka ethos-nya di mata audiens pun menurun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peristiwa Haur Koneng 1993

Peristiwa Haur Koneng 1993

Stori
Tragedi Waduk Nipah 1993

Tragedi Waduk Nipah 1993

Stori
Bataviasche Nouvelles, Surat Kabar Pertama di Indonesia

Bataviasche Nouvelles, Surat Kabar Pertama di Indonesia

Stori
Waisak, seperti Maulid dan Isra Miraj Bersamaan

Waisak, seperti Maulid dan Isra Miraj Bersamaan

Stori
Ide-Ide Pembaruan Sultan Mahmud II

Ide-Ide Pembaruan Sultan Mahmud II

Stori
Perlawanan Kakiali terhadap VOC

Perlawanan Kakiali terhadap VOC

Stori
Jayeng Sekar, Organisasi Kepolisian Bentukan Daendels

Jayeng Sekar, Organisasi Kepolisian Bentukan Daendels

Stori
Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Stori
6 Peninggalan Kerajaan Ternate

6 Peninggalan Kerajaan Ternate

Stori
Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Stori
Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Stori
Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Stori
Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Stori
4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

Stori
Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com