Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Abdul Mukti
Dosen

Dosen Fisafat dan Pemikiran Islam

Nalar Kritis Keagamaan dan Upaya Penjinakan "Artificial Intelligence"

Kompas.com - 11/05/2024, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PIDATO pengukuhan Guru Besar UIN Alaudin Makasar Muhammad Yaumi (22/01/2022) dengan tajuk, “Dimensi Etis-Spiritual Pendidikan Abad 21: Menjinakkan Inteligensi Artifisial Dengan Inteligensi Manusia” mengajukan argumen klasik seorang filsuf Yunani Aristotels (384 SM – 322 SM): “Educating the mind without educating the heart is no education at all”.

Argumen itu digunakan untuk melandasi kecemasan akan keliaran teknologi terbaru bernama Artificial intelligence (AI)—selanjutnya ditulis AI—yang sering dialihbahasakan sebagai “kecerdasan buatan”.

Mengapa ada kecemasan dari sesuatu yang dibuat sendiri oleh manusia? Dan mengapa pula harus ada upaya penjinakan terhadap kecerdasan buatan itu?

Seperti ulasan pada naskah pidato Guru Besar itu dan banyak studi yang telah mendahuluinya bahwa aktivitas manusia yang menggunakan AI secara tidak terkontrol berpotensi akan merusak sendi-sendi kehidupan manusia lainnya.

Di antarnya adalah, meningkatnya pengangguran, terlanggarnya urusan privat seseorang, otomatisasi senjata.

Bahkan konon, lebih jauh, fisikawan Stephen William Hawking (1942-1018) memprediksi bahwa AI yang akan menghancurkan bumi berkeping-keping.

Maka, nasihat Aristotels tentang pentingnya etika dalam pendampingan teknologi menjadi relevan. Jangkuan pemikiran Aristotels yang jauh dan luas itu terasa signifikansinya dalam kerangka keberlangsungan kehidupan manusia akhir-akhir ini.

Tidak hanya merujuk pada Aristotels, pada abad modern, kita dapat merujuk pada fisikawan tersohor dunia Albert Einstein (1879-1955).

Sebagai ilmuan besar dunia, Einstein berkesimpulan bahwa antara sains, filsafat, dan agama harus bekerjasama untuk kemaslahatan kehudupan manusia.

Einstein sangat menghargai sains dan teknologi sebagai cara untuk memahami dunia, tetapi ia juga menghargai filsafat dan kebudayaan sebagai cara untuk memahami hakikat keberadaan manusia.

Ia juga menyatakan agama dan kepercayaan harus membantu manusia menjadi lebih baik, bukan membuat manusia merasa tidak berdaya atau bergantung pada kekuatan luar.

Dalam perenungannya terhadap relasi agama dan sains, ia mengatakan: “Saya tak dapat membayangkan seorang ilmuwan sejati tanpa iman yang mendalam semacam itu. Situasi ini dapat diungkapkan oleh gambaran: sains tanpa agama lumpuh, agama tanpa sains buta.”

Aristotels dan Albert Einstein adalah profil manusia cerdas di zamannya masing-masing yang mendasarkan etika, agama, dan kepercayaan sebagai sahabat sejati sains dengan tujuan yang sama: memuliakan kehidupan manusia di muka bumi.

Maka, jika ada perjalanan pemikiran manusia yang menghasilkan sains dan teknologi berpotensi merusak peradaban manusia, ia harus berdialog dengan nilai-nilai agama, etika, dan kepercayaan sebagai sahabat sains.

Manusia dan teknologi

Teknologi bukanlah suatu entitas yang terpisah dari manusia dan dunia kehidupan. Manusia dapat dikatakan sebagai homo technologicus (manusia-teknologis) karena manusia mempunyai kemampuan untuk mengembangkan teknologi untuk beradaptasi, mempermudah kehidupan, hingga mempertahankan hidup (Swaradesy, 2020).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peristiwa Haur Koneng 1993

Peristiwa Haur Koneng 1993

Stori
Tragedi Waduk Nipah 1993

Tragedi Waduk Nipah 1993

Stori
Bataviasche Nouvelles, Surat Kabar Pertama di Indonesia

Bataviasche Nouvelles, Surat Kabar Pertama di Indonesia

Stori
Waisak, seperti Maulid dan Isra Miraj Bersamaan

Waisak, seperti Maulid dan Isra Miraj Bersamaan

Stori
Ide-Ide Pembaruan Sultan Mahmud II

Ide-Ide Pembaruan Sultan Mahmud II

Stori
Perlawanan Kakiali terhadap VOC

Perlawanan Kakiali terhadap VOC

Stori
Jayeng Sekar, Organisasi Kepolisian Bentukan Daendels

Jayeng Sekar, Organisasi Kepolisian Bentukan Daendels

Stori
Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Stori
6 Peninggalan Kerajaan Ternate

6 Peninggalan Kerajaan Ternate

Stori
Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Stori
Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Stori
Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Stori
Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Stori
4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

Stori
Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com