Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Sunan Giri, Wali Songo dari Blambangan

Kompas.com - 21/03/2024, 09:00 WIB
Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sunan Giri adalah salah satu tokoh Wali Songo, yang menyebarkan ajaran Islam di daerah Jawa Timur.

Di Jawa Timur, peninggalan Sunan Giri dapat ditemukan di Gresik, tepatnya adalah Situs Giri Kedaton yang berlokasi di Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kebomas.

Di situs itulah Sunan Giri mendirikan pesantren untuk mengajarkan ajaran agama Islam kepada para santrinya.

Selain melalui pendidikan, cara dakwah yang dilakukan oleh Sunan Giri adalah dengan kesenian.

Berikut ini biografi singkat Sunan Giri.

Baca juga: Strategi Dakwah Sunan Giri

Asal-usul Sunan Giri

Sunan Giri lahir pada tahun 1443 di Blamblangan (Banyuwangi), Jawa Timur, sebagai putra dari Maulana Ishaq dan Dewi Sekardadu.

Ayahnya adalah seorang mubalig dari Asia Tengah, sedangkan ibunya merupakan keturunan penguasa Blambangan yang bernama Menak Sembuyu.

Apabila ditelusuri silsilahnya dari pihak ayah, Sunan Giri masih keturunan dari Nabi Muhammad.

Sunan Giri memiliki nama asli Muhammad Ainul Yaqin, dan dikenal juga sebagai Raden Paku, Joko Samudro, Abdul Faqih, dan Prabu Satmata.

Nama panggilan Sunan Giri itu berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi semasa hidupnya.

Salah satu riwayat menyatakan bahwa sebelum Sunan Giri lahir, ayahnya diusir dari Blambangan karena mengajak Menak Sembuyu masuk Islam.

Pada saat masih bayi, Sunan Giri dibuang ke laut karena dianggap membawa kutukan berupa wabah penyakit oleh rakyat Blambangan.

Baca juga: Wali Songo dan Nama Aslinya

Setelah mengetahui anak yang baru dilahirkannya dibuang ke laut, Dewi Sekardadu menyelusuri pantai untuk mencari.

Namun nahas, belum sempat menemukan anaknya Dewi Sekardadu meninggal dunia. Ada pula cerita yang menyatakan bahwa Dewi Sekardadu meninggal ketika melahirkan Sunan Giri.

Singkat cerita, peti berisi bayi Sunan Giri ditemukan oleh sekelompok awak kapal, yang kemudian menyerahkannya kepada seorang saudagar perempuan di Gresik pemilik kapal tersebut, yaitu Nyai Gede Pinatih.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com