Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelusuri Beragam Jenis Naga

Kompas.com - 19/03/2024, 16:15 WIB
Jaya Suprana,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

SECARA etimologis, istilah "naga" merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta yang berarti "ular kobra", berasal dari penamaan ular kobra India, yaitu Naja.

Sebenarnya terdapat beberapa kata yang juga berarti "ular" secara umum, antara lain yang paling sering digunakan adalah sarpa. Terkadang, kata naga juga memiliki arti sebagai "ular" secara umum.

Secara leksikal Kamus Besar Bahasa Indonesia cukup luas membahas makna naga sebagai berikut : n 1 ular yang besar (dalam cerita dan dalam beberapa kata majemuk), seperti naga berapi, naga bura, naga gentala, naga umbang; 2 kl ular besar (menurut kepercayaan) penunggu mata angin (ada yang berpindah tiap hari, ada yang tiap tahun, seperti naga hari, naga tahun) ; cacing menjadi ular naga , pb orang hina (miskin) menjadi orang besar (kaya).

Sebenarnya masih ada istilah yang belum dibahas KBBI, yaitu naga-naganya yang berarti tampaknya atau gejalanya.

Dan tentu saja sealiran dengan Kelirumologi, masih ada terminologi Nagamologi yang berarti logos alias ilmu yang berupaya memelajari naga.

Secara filosofis kultural, naga merupakan satu-satunya mahluk mitologis di dalam sistem shio kebudayaan China.

Di dinding monumen Taman Beihai, Beijing ditampilkan sembilan naga sebagai mahluk surgawi paling berkuasa di alam semesta.

Namun naga bukan monopoli mitologi China, sebab dalam mitologi Yunani, Romawi, Wayang, Jerman, Inka, Aborijin juga ada naga.

Di Afrika Selatan terdapat pegunungan bernama Drakensberg alias pegunungan naga. Satwa biawak di pulau Komodo disebut sebagai Naga Nusantara.

Dreamswork Animation sukses merilis serial film tentang naga Skandinavia dengan judul How To Train Your Dragon.

Di dalam mitologi inka Mama Pacha alias Pachamama secara harfiah diterjemahkan sebagai "ibu alam" dan tokoh penting kedua setelah Matahari.

Dia adalah istri dari Pacha Kamaq, seekor naga, dan dewa kesuburan yang mengawasi penanaman dan panen. Mama Pancha juga yang menyebabkan gempa bumi.

Masyarakat Maya dan Aztec menganggap Kukulkan sebagai dewa pencipta. Sosok Kukulkan tampil naga dengan sayap dan bulu berwarna-warni seperti burung merak.

Vritra merupakan naga mitologi India digambarkan seperti ular besar tanpa sayap yang hidup di air. Makhluk ini berukuran sangat besar dan akan meneror banyak orang.

Dalam kitab kuno Arya, Vritra disebutkan sebagai makhluk yang memiliki level setara dengan Dewa. Konon ketika keadaan dunia semakin kacau karena kehadiran Vritra, akhirnya Indra sang dewa petir dan hujan berniat untuk memusnahkan makhluk ini. Pada akhirnya sang dewa berhasil mengalahkan Vritra dengan membelah dua mulutnya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com