Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Laurentius Purbo Christianto
Dosen

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Belajar Meminta Maaf dengan Benar

Kompas.com - 17/03/2024, 08:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KESEDIAAN untuk meminta maaf adalah salah satu budaya bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa ramah, bukan hanya karena murah senyum dan mudah menyapa, tetapi juga karena banyak memiliki budaya meminta maaf.

Peristiwa agama-budaya terbesar di Indonesia yang melibatkan perilaku minta maaf adalah Lebaran. Meminta maaf bahkan menjadi ritual yang ikonik saat Lebaran.

Saat merayakan Hari Raya Idul Fitri, setelah saling mengucapkan selamat hari raya, bisa dipastikan setiap orang saling meminta maaf satu sama lain.

Meminta maaf saat Lebaran adalah contoh perisiwa agama-budaya yang menunjukkan bahwa bangsa kita memberi makna positif atas perilaku minta maaf.

Sebenarnya di berbagai suku di Indonesia juga ada perilaku-perilaku budaya tertentu yang menunjukkan bahwa meminta maaf atas kesalahan itu baik; misalnya di suku Jawa ada kata “nyuwun pangapunten” dan “nuwun sewu” yang artinya kurang lebih minta maaf.

Kata-kata ini umum diucapkan orang Jawa sebelum bertanya, meminta sesuatu, atau melakukan sesuatu kepada orang lain. Contoh ini menunjukkan bahwa perilaku minta maaf ada sikap terpuji dan baik bagi orang Indonesia.

Permintaan maaf pegawai KPK

Beberapa minggu lalu (27/2/2024), ada peristiwa nasional yang terkait dengan perilaku minta maaf.

Peristiwa tersebut adalah 78 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menyampaikan permintaan maaf terbuka secara langsung, setelah dinyatakan bersalah melakukan pungutan liar (pungli).

Berbeda dari bagaimana orang secara umum akan memandang perilaku minta maaf dengan positif, minta maaf yang dilakukan oleh 78 pegawai KPK malah dipandang negatif.

Saat berita tersebut muncul di pelbagai media massa dan media sosial, banyak pembaca dan pendengar yang memberi tanggapan negatif.

Mereka secara umum memandang perilaku minta maaf ke-78 pegawai KPK tersebut tidak memenuhi rasa keadilan, tidak berdampak, dan tidak ada artinya.

Kenapa ini bisa terjadi? Kenapa masyarakat tidak menghargai perilaku minta maaf tersebut?

Psikologi memandang minta maaf sebagai ekspresi penyesalan yang paling lugas. Seseorang minta maaf karena mereka menyesal telah melakukan kesalahan terhadap orang yang dimintai maaf.

Minta maaf memiliki peranan dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas relasi sosial. Pada interaksi meminta maaf-memaafkan, pihak yang meminta maaf seharusnya sedang mengekspresikan sikap menghargai pihak lain.

Minta maaf dilakukan agar relasi orang yang melakukan kesalahan dengan orang yang disalahi menjadi pulih dan tumbuh kembali dengan baik.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com