Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negara- Negara Adidaya Sebelum Perang Dunia II

Kompas.com - 30/12/2023, 11:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Negara adidaya atau adikuasa adalah istilah dalam hubungan internasional untuk menyebut negara-negara yang memiliki kekuasaan dan pengaruh sangat besar.

Pengaruh dari negara-negara adidaya ini dapat merasuki berbagai aspek kehidupan global, termasuk politik, ekonomi, dan keamanan.

Istilah adidaya biasanya merujuk pada kekuatan politik, ekonomi, dan militer yang luar biasa.

Negara-negara adidaya ini dianggap mampu membentuk dan memengaruhi dinamika dunia karena mereka memiliki kapasitas untuk memimpin dan membantu menentukan kebijakan dunia.

Konsep adidaya secara tradisional memandang bahwa kekuasaan adidaya lebih dari sekadar kekuatan militer dan politik yang besar.

Mereka juga diakui sebagai pusat keunggulan dalam berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya.

Berikut daftar negara-negara adidaya sebelum Perang Dunia II:

Baca juga: Menuju Indonesia Negara Adidaya

Persia

Persia atau yang saat ini disebut Iran pernah menjadi kekuatan utama di Timur Tengah bagian Utara di bawah Kekaisaran Akhemeniyah.

Pada 480 SM, sekitar 50 juta atau 44% dari populasi dunia berada di bawah kendali kekaisaran ini.

Namun, kejayaan Persia meredup setelah mengalami kekalahan dari Alexander Agung dari Makedonia pada 334 SM.

Romawi

Romawi terkenal sebagai negara dengan peradaban kuno paling maju pada masanya. Dengan pusat pemerintahan di Roma, Romawi menjadi kekaisaran adidaya di Eropa dengan kemajuan dalam berbagai bidang, termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kemunduran Romawi terjadi karena tantangan mengelola wilayah sangat luas yang telah mereka taklukkan.

Pada puncak kejayaannya, Kekaisaran Romawi menguasai sebagian besar Eropa, sebagian besar Afrika Utara, dan sebagian wilayah Asia Barat.

Namun, dengan wilayah kekuasaan yang begitu luas, Romawi menghadapi sejumlah masalah administratif dan logistik.

Kendala-kendala ini mencakup kesulitan dalam menjaga batas-batas yang terlalu jauh, masalah komunikasi yang kompleks, dan tantangan untuk memberikan pengawasan yang efektif di wilayah dengan sangat beragam budaya dan geografis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com