Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Syekh Nuruddin ar-Raniri, Mufti Kerajaan Aceh dari Gujarat

Kompas.com - 27/11/2023, 17:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Syekh Nuruddin ar-Raniri adalah negarawan, ahli fikih, teolog, sufi, sejarawan dan sastrawan penting dalam sejarah Melayu pada abad ke-17.

Perannya dalam perkembangan Islam di Nusantara tidak dapat diabaikan, khususnya di Aceh.

Namanya tidak hanya dikenal sebagai ulama dari Gujarat yang memiliki peran besar dalam menyebarkan Islam di Aceh, tetapi juga menjadi mufti atau penasihat bagi penguasa Kerajaan Aceh.

Berikut ini biografi Syekh Nuruddin ar-Raniri dan perannya dalam penyebaran Islam.

Baca juga: Biografi Abu Tumin, Ulama Ahli Fikih dari Aceh

Siapakah tokoh Nuruddin ar-Raniri?

Syekh Nuruddin ar-Raniri lahir di Gujarat, India, pada sekitar akhir abad ke-16.

Ayahnya merupakan keturunan Arab Hadhramaut, sedangkan ibunya keturunan Melayu.

Sejak kecil, Syekh Nuruddin ar-Raniri belajar ilmu agama dari para ulama ternama, seperti guru Tarekat Rifaiyah keturunan Hadhramaut, Hujarat Abu Nafs Syayid Imam bin Abdullah bin Syaiban dan Abu Hafs Umar bin Abdullah Ba Syayban al-Tarimi al-Hadhrami atau Sayyid Umar al-Alaydrus.

Setelah sekian lama belajar dan dipercaya sebagai pucuk pimpinan Tarekat Aydarusiyah dan Rifaiyah, Syekh Nuruddin ar-Raniri membuat beberapa karya mengenai dunia Melayu, yang menjadi asal sang ibu.

Beragam informasi mengenai tradisi, budaya, dan keagamaan Melayu, didapatkannya dari pamannya dari garis ayah, yang lebih dulu berkarier di Aceh.

Tidak hanya di india, Syekh Nuruddin ar-Raniri belajar agama hingga ke Hadhramaut di Arab Selatan, yang dikenal sebagai negeri para habib, kemudian ke Mekkah dan Madinah.

Baca juga: Biografi Gus Miek, Ulama yang Memiliki Karomah Wali

Menjadi mufti Kesultanan Aceh

Sebelum tinggal di Aceh, Syekh Nuruddin ar-Raniri diperkirakan sudah pernah datang ke Serambi Mekkah, tetapi hanya sebentar.

Pada 1636, Syekh Nuruddin ar-Raniri kembali ke Aceh dan langsung diangkat menjadi mufti Kesultanan Aceh oleh Sultan Iskandar Thani (1636- 1641) yang baru saja naik takhta.

Sebagai mufti kesultanan, Syekh Nuruddin ar-Raniri berperan dalam memberi nasihat kepada sultan atau sultanah yang berkuasa.

Jabatan mufti atau syaikhul Islam memiliki pengaruh besar dalam pembuatan kebijakan-kebijakan keagamaan, sosial, dan politik.

Pada 1641, Sultan Iskandar Thani meninggal dan digantikan oleh permaisurinya, Sultanah Tajul-Alam Safiatuddin Syah, yang memerintah hingga 1675.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com