Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksara Buda: Sejarah dan Jenis-jenisnya

Kompas.com - 22/11/2023, 08:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Aksara Buda atau Aksara Gunung adalah aksara yang dulu digunakan di Pulau Jawa.

Jenis aksara ini disebut sebagai Aksara Buda karena dianggap berasal dari zaman pra-Islam yang dalam bahasa Jawa disebut sebagai Zaman Buda.

Lalu, bagaimana sejarah Aksara Buda?

Baca juga: Aksara Nagari: Sejarah dan Perkembangannya

Asal-usul

Kata Buda pada Aksara Buda bukan berasal dari kata Buddha.

Penyebutan Aksara Buda muncul dalam buku The History of Java karya Thomas Stamford Raffles tahun 1817.

Setelah itu, istilah Aksara Buda atau Gunung selanjutnya dikemukakan oleh Casparis.

Berdasarkan dari tinjauan pustaka, nama Aksara Buda atau Aksara Gunung juga dapat merujuk kepada dua model aksara.

Pertama, aksara yang digunakan pada naskah-naskah lontar dari koleksi Merapi-Merbabu di Jawa Tengah.

Kedua, aksara yang digunakan pada naskah-naskah gebang dari Jawa Barat.

Aksara Buda model Merapi-Merbabu, Jawa Tengah

Aksara Buda yang digunakan dalam model Merapi-Merbabu memiliki bentuk yang khas, berbeda dari aksara Jawa dan Bali.

Penulisan Aksara Buda ini masih dapat ditemukan pada naskah-naskah yang tersimpan di koleksi Merbabu (sekarang disimpan di Perpustakaan Nasional RI).

Selain itu, satu buah naskah bertuliskan Aksara Buda juga ditemukan di Buleleng, Bali, pada 2019.

Baca juga: Aksara Pallawa, Aksara Pertama yang Dikenal Bangsa Indonesia

Aksara Buda model Jawa Barat

Model Aksara Buda yang berasal dari Jawa Barat dituliskan pada media daun gebang dengan menggunakan tinta hitam organik.

Adapun gaya tulis yang digunakan adalah tipis-tebal.

Naskah-naskah yang menggunakan aksara model ini antara lain Sang Hyang Siksa Kandang Karesian, Sang Hyang Raga Dewata, Sang Hyang Tatwa Anjyana, dan Langgeng Jati. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com