Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Aksara Buda: Sejarah dan Jenis-jenisnya

Jenis aksara ini disebut sebagai Aksara Buda karena dianggap berasal dari zaman pra-Islam yang dalam bahasa Jawa disebut sebagai Zaman Buda.

Lalu, bagaimana sejarah Aksara Buda?

Asal-usul

Kata Buda pada Aksara Buda bukan berasal dari kata Buddha.

Penyebutan Aksara Buda muncul dalam buku The History of Java karya Thomas Stamford Raffles tahun 1817.

Setelah itu, istilah Aksara Buda atau Gunung selanjutnya dikemukakan oleh Casparis.

Berdasarkan dari tinjauan pustaka, nama Aksara Buda atau Aksara Gunung juga dapat merujuk kepada dua model aksara.

Pertama, aksara yang digunakan pada naskah-naskah lontar dari koleksi Merapi-Merbabu di Jawa Tengah.

Kedua, aksara yang digunakan pada naskah-naskah gebang dari Jawa Barat.

Aksara Buda model Merapi-Merbabu, Jawa Tengah

Aksara Buda yang digunakan dalam model Merapi-Merbabu memiliki bentuk yang khas, berbeda dari aksara Jawa dan Bali.

Penulisan Aksara Buda ini masih dapat ditemukan pada naskah-naskah yang tersimpan di koleksi Merbabu (sekarang disimpan di Perpustakaan Nasional RI).

Selain itu, satu buah naskah bertuliskan Aksara Buda juga ditemukan di Buleleng, Bali, pada 2019.

Aksara Buda model Jawa Barat

Model Aksara Buda yang berasal dari Jawa Barat dituliskan pada media daun gebang dengan menggunakan tinta hitam organik.

Adapun gaya tulis yang digunakan adalah tipis-tebal.

Naskah-naskah yang menggunakan aksara model ini antara lain Sang Hyang Siksa Kandang Karesian, Sang Hyang Raga Dewata, Sang Hyang Tatwa Anjyana, dan Langgeng Jati. 

Naskah-naskah tersebut seluruhnya ditulis dalam bahasa Sunda Kuno.

Selain itu, ada pula naskah yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuno, seperti Sang Hyang Hayu, Dharma Patanjala, Arjunawiwaha, dan Bhimaswarga.

Kakawin Arjunawiwaha adalah naskah tertua yang ditulis menggunakan Aksara Muda pada 1344 M.

Lebih lanjut, berdasarkan hasil penelitian dari van der Molen, naskah Kunjakarna yang ditulis dengan Aksara Buda model Jawa Barat memiliki tingkat ketelitian paling tinggi di antara naskah lainnya.

Referensi:

  • Piliang, Santo Saba. (2020). Lemuria Adlantis Nusantara, True Back History of Indonesia. Santo Saba Piliang.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/11/22/080000579/aksara-buda--sejarah-dan-jenis-jenisnya

Terkini Lainnya

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke