Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

14 Raja Dinasti Sanjaya dari Kerajaan Medang

Kompas.com - 30/10/2023, 20:00 WIB
Endang Mulyani,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.COM - Ada 14 raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Medang atau Mataram Kuno pada masa Dinasti Sanjaya.

Dinasti Sanjaya berkuasa setelah Dinasti Syailendra di Mataram Kuno periode Jawa Tengah.

Pendiri sekaligus raja pertama dari Dinasti Sanjaya ialah Raja Sanjaya (732-760).

Pada masa pemerintahan Dinasti Sanjaya, Mataram Kuno menjadi pusat pembelajaran agama Hindu.

Terdapat 14 raja Dinasti Sanjaya, yaitu:

  • Sanjaya (732)
  • Rakai Panangkaran Dyah Pancapana (770-an)
  • Rakai Panunggalan (tak terlacak masa pemerintahannya)
  • Rakai Warak (tak terlacak masa pemerintahannya)
  • Rakai Garung (tak terlacak masa pemerintahannya)
  • Rakai Patapan alias Rakai Pikatan (838-855)
  • Rakai Kayuwangi (855-885)
  • Rakai Limus Dyah Dewendra (885- 887)
  • Rakai Gurunwangi Dyah Badra (887)
  • Rakai Watuhumalang (894-898)
  • Rakai Watukura Dyah Balitung (898-910)
  • Daksa (910- 919)
  • Tulodong (919-921)
  • Dyah Wawa (924-928)

Sanjaya (732)

Menurut Prasasti Canggal, Sanjaya merupakan pemeluk agama Hindu dari aliran Siwa. Ia juga putra dari raja ketiga Galuh dan Sanaha, cucu Ratu Shima (Kalingga).

Baca juga: Siapa Raja Paling Terkenal dari Kerajaan Kalingga?

Ia adalah penerus dari Kerajaan Galuh yang melakukan penyerangan kepada Purbasora (Penguasa Galuh) dengan bantuan Tarusbawa (Penguasa Sunda).

Ketika Tarusbawa meninggal (723), ia menguasai dua kerajaan, yaitu Galuh dan Sunda.

Kekuasaan tersebut kemudian diserahkan pada putranya, Panaraban.

Sementara itu, Sanjaya berkuasa di Medang yang berpusat di Mataram Kuno (732-754).

Rakai Panangkaran Dyah Pancapana (770-an)

Diketahui bahwa Rakai Panangkaran Dyah Pancapana merupakan raja kedua di Kerajaan Medang periode Jawa Tengah yang berpusat di Mataram Kuno.

Berbagai teori menjelaskan mengenai pemerintahan Rakai Panangkaran.

Menurut teori Naerssen, Rakai Panangkaran adalah putra Sanjaya yang dikalahkan oleh Dinasti Syailendra dalam upaya mendirikan Candi Buddha Mahayana di Kalasan.

Namun, Prof Purbacaraka, Marwati Pusponegoro, dan Nugroho Notosusanto menolak argumen bahwa Rakai Panangkaran dan Sanjaya berasal dari Dinasti Sanjaya, melainkan Syailendra.

Sementara itu, Slamet Mulyana menilai Rakai Panangkaran bukan putra Sanjaya karena berdasarkan Prasasti Mantyasih tertulis gelar sang ratu pada Sanjaya dan gelar raja pada Rakai Panangkaran.

Perbedaan gelar tersebut diartikan sebagai pergantian dinasti penguasa.

Mulyana juga menegaskan bahwa Rakai Panangkaran tidak mungkin seorang bawahan Dinasti Syailendra.

Rakai Panunggalan

Menurut teori Slamet Mulyana dan Prasasti Mantyasih, Rakai Panangkaran identik dengan Dharanindra, raja ketiga Kerajaan Medang.

Namun, masa pemerintahannya tidak terlacak atau tidak diketahui kapan ia memimpin Mataram Kuno.

Rakai Warak

Dalam Prasasti Manyasih disebutkan bahwa Rakai Warak merupakan raja keempat Kerajaan Medang yang berpusat di Mataram Kuno.

Rakai Warak buakanlah nama asli, tetapi memiliki arti Kepala Daerah Warak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com