Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Lubang Buaya, Tempat Dibuangnya 7 Pahlawan Revolusi

Kompas.com - 29/09/2023, 15:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Lubang Buaya terletak di pinggiran kota di Cipayung, Jakarta Timur.

Nama Lubang Buaya terkenal karena menjadi tempat ditemukannya jenazah 7 Pahlawan Revolusi, korban dari Peristiwa Gerakan 30 September (G30S).

Ada sebuah legenda yang tersebar luas di masyarakat terkait penamaan kawasan Lubang Buaya.

Berikut penjelasannya.

Baca juga: Korban Peristiwa G30S di Yogyakarta

Berasal dari legenda siluman buaya putih

Dalam sebuah legenda disebutkan kehadiran seorang sakti bernama Mbah Datuk Banjir Pangeran Syarif Hidayatullah.

Ia yang mencetuskan penamaan kawasan Lubang Buaya.

Salah satu keturunan kesembilan dari Datuk Banjir, yaitu Yanto Wijoyo mengatakan bahwa pencetusan nama Lubang Buaya berawal ketika leluhurnya melakukan perjalanan ke Jakarta pada abad ke-7.

Sebelum sampai di Jakarta, Datuk Banjir melakukan perjalanan melalui Kali Sunter dengan mengendarai kendaraan dari bambu yang biasa disebut getek.

Malangnya, di tengah perjalanan, getek milik Datuk Banjir tersedot ke dalam sebuah lubang hingga menyentuh bagian dasar Kali Sunter.

Akan tetapi, Datuk Banjir tidak ikut terseret ke dalam lubang tersebut.

Menurut Yanto, peristiwa ini terjadi karena ulah dari seorang penguasa ajaib yang ada di Kali Sunter, yaitu seekor buaya putih.

Konon ceritanya, buaya putih ini bernama Pangeran Gagak Jakalumayung.

Sang siluman memiliki seorang anak bernama Mpok Nok, yang berwujud buaya tanpa ekor atau disebut buaya buntung.

Dikisahkan bahwa Datuk Banjir bertarung melawan kedua buaya itu sebelum masuk ke kampung yang sekarang disebut Lubang Buaya.

Setelah berhasil menaklukkan kedua buaya itu, Datuk Banjir kemudian mencetuskan nama Lubang Buaya.

Baca juga: Di Mana Soekarno Ketika G30S Terjadi?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com