Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geguritan Gagrag Anyar: Pengertian, Ciri-ciri, dan Contoh

Kompas.com - 08/09/2023, 20:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Gramedia

KOMPAS.com - Geguritan adalah susunan bahasa seperti syair atau puisi yang umumnya berbahasa Jawa.

Geguritan berasal dari kata gurit yang artinya kidung atau tulisan.

Biasanya, geguritan dapat tercipta karena ada inspirasi, sehingga termasuk karya sastra yang bersifat pribadi.

Inilah yang kemudian membuat penulisan geguritan satu dengan yang lain berbeda.

Geguritan sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu Geguritan Gagrag Anyar dan Geguritan Gagrag Lawas.

Baca juga: Mengapa Karya Sastra Kerajaan Kediri dan Majapahit Berkembang Pesat?

Pengertian Geguritan Gagrag Anyar

Geguritan gagrag anyar adalah karangan sastra Jawa yang sudah tidak terikat dengan aturan-aturan baku.

Oleh sebab itu, geguritan gagrag anyar memiliki struktur dan penggunaan bahasa yang lebih bebas, bahkan terkadang ditemukan kata-kata selain bahasa Jawa, seperti bahasa Indonesia atau bahasa Inggris.

Selain itu, biasanya penulis dari geguritan gagrak anyar dapat diketahui siapa penciptanya.

Umumnya, geguritan gagrag anyar berisi tentang sebuah perasaan yang kemudian disampaikan lewat diksi-diksi puitis.

Diksi ini yang kemudian dapat meresap ke dalam batin para pembacanya.

Di samping mengandung nilai estetis, geguritan gagrag anyar juga mengandung nilai kemanusiaan dan kehidupan.

Baca juga: Makna Puisi Nyanyian Kembang Lalang Karya Hartojo Andangdjaja

Ciri-ciri geguritan gagrag anyar

Ciri-ciri geguritan gagrag anyar sebagai berikut:

  • Jumlah bait bebas
  • Jumlah baris bebas
  • Jumlah guru wilangan bebas
  • Tidak diawali dengan sun gegurit, yaitu kata “aku mengarang” atau “membaca geguritan”

Contoh geguritan gagrag anyar

Berikut ini contoh geguritan gagrag anyar yang mengangkat tema lingkungan.

Lingkungan kudu dijogo
Supaya ora ono penyakit moro
Karesikan paling utomo
Amargo biso
Dadekake awak sehat lan tentreme dodo
Mulane dadi manungso
Kudu bisa tumindak becik ojo
Sampek tumindhak olo
Supaya lingkungan tetep ono
Supaya anak putu bisa ngrasakno
Lingkungan kang endah ing dunyo
Kito sedoyo
Kudu ngramut kelestarian lingkungan
Ben ora ono pandangan
Kang nyepetno mripat sing nyawang
Ben enak dirasakke lan disawang
Dening kabeh makhluk kang urip

 

Referensi:

  • Maruti, Endang Sri. Winda Ayu Cahya Fitriani. (2022). Proyek Keterampilan Menulis Berbahasa Jawa. Jawa Timur: CV AE Media Grafika.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com