Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antara Cak Imin, Gus Dur, dan Tudingan Pengkhianatan

Kompas.com - 06/09/2023, 17:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada 2 September 2023, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, diumumkan sebagai calon wakil presiden yang akan mendampingi bakal calon presiden, Anies Baswedan, dalam Pemilu 2024.

Cak Imin, sebagaimana Muhaimin Iskandar sering disapa, telah menghadapi serangkaian kontroversi dalam kepemimpinannya di partai yang membesarkannya.

Salah satu kontroversi yang dimaksud berakar dari konflik antara Cak Imin dan pamannya, KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Cak Imin menyebut dirinya dikudeta dari kursi Ketua Umum PKB oleh Yenny Wahid, putri sulung Gus Dur, ketika menjadi Sekjen DPP PKB.

Hal itu disampaikan Cak Imin dalam acara Mata Najwa di kanal YouTube Najwa Shihab, Senin (4/9/2023) malam.

Merespons pernyataan Cak Imin, Yenny Wahid mengungkapkan bahwa sebelum wafat ayahnya berpesan agar Cak Imin diganti dari jabatan Ketua Umum PKB.

"Sampai menjelang beliau wafat, bapak memang masih berwasiat bahwa Cak Imin harus diganti," ujar Yenny di Kantor PBNU, Jakarta, Selasa (5/9/2023).

Baca juga: Blak-blakan Yenny Wahid Tutup Pintu Dukungan untuk Anies-Cak Imin

Menurut Yenny, Cak Imin yang telah melakukan pengkhianatan terhadap Gus Dur dalam Muktamar PKB Ancol pada tahun 2008 dan pengkhianatan itu bukanlah tindakan yang dilakukan secara tersembunyi.

Sejarah mencatat bahwa Cak Imin kerap berseteru secara terbuka dengan Yenny Wahid.

Lantas, bagaimana konflik antara Cak Imin dan keluarga Gus Dur bermula?


Hubungan Cak Imin dan Gus Dur

Cak Imin, nama panggilan untuk Muhaimin Iskandar, adalah seorang politikus Indonesia yang terkenal dalam ranah partai politik (parpol) Islam.

Ia merupakan salah satu tokoh utama dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), parpol Islam yang telah eksis sejak awal kemerdekaan Indonesia.

Cak Imin lahir di Jombang, Jawa Timur, pada 24 September 1966. Ayahnya, Muhammad Iskandar, adalah seorang guru di Pondok Pesantren Manbaul Ma'arif, Jombang.

Cak Imin menyelesaikan pendidikan sarjana di FISIP UGM, Yogyakarta, di usia 26 tahun.

Sejak masa kuliah, ia bergabung dengan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan terpilih menjadi ketua cabang PMII Yogyakarta periode 1994-1997.

Karier politiknya dimulai seiring dengan dimulainya era Reformasi pada 1998.

Bersama dengan tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama (NU), termasuk Gus Dur, ia mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Baca juga: Mengapa Gus Dur Dilengserkan oleh MPR?

Karier politik Cak Imin melambung saat dipercayakan oleh Gus Dur sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKB periode 1998-2000.

Gus Dur adalah paman dari Cak Imin, yang dikenal sebagai seorang ulama, intelektual, dan politikus ulung yang menjadi Presiden Indonesia keempat pada 1999.

Pada 2005, Cak Imin terpilih menjadi Ketua Umum PKB dalam Muktamar yang diselenggarakan di Semarang.

Ketika Cak Imin terpilih menjadi Ketua Umum PKB pada 2005, Gus Dur ditetapkan sebagai Ketua Dewan Syura.

Awal mula konflik Cak Imin dan keluarga Gus Dur

Konflik internal dalam tubuh PKB sebenarnya telah dimulai pada 2000, saat Gus Dur masih menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.

Gus Dur, yang merupakan salah satu deklarator dalam perjalanan awal PKB, memang tidak menjabat sebagai ketua umum partai.

Namun, kekuatan kepemimpinan di dalam tubuh PKB, begitu pula dengan posisi ketua umum, banyak dipengaruhi oleh Gus Dur.

Baca juga: Sejarah Berdirinya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)

Salah satu contohnya, Matori Abdul Djalil selaku ketua umum pertama PKB, dipecat dari jabatannya setelah melakukan beberapa "kesalahan" yang mengarah pada penggulingan Gus Dur dari jabatan Presiden RI pada 2001.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com