KOMPAS.com - Dikisahkan, di suatu daerah di Minangkabau, tinggal seorang yang sangat miskin.
Ia tidak memiliki rumah serta ladang. Setiap harinya, si orang miskin ini bekerja sebagai pencukur rambut.
Sementara itu, si orang miskin memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan hidup ketiga anaknya.
Di tengah kondisi perekonomian yang sangat sulit, tiba-tiba bencana kelaparan melanda.
Lalu, bagaimana nasib si orang miskin?
Baca juga: Pemburu dan Kera, Cerita Rakyat Minangkabau
Ketika bencana kelaparan terjadi, si orang miskin sangat memikirkan nasib ketiga anaknya.
Terlebih, pada saat itu, tidak ada orang yang ingin cukur rambut, sehingga si orang miskin sama sekali tidak memiliki uang.
Kondisi ini kemudian membuat anak tertuanya berpikir untuk pergi merantau dan mencari uang demi membantu keluarganya bertahan hidup.
Pergilah anak ini keluar masuk hutan, sebelum akhirnya ia sampai di rumah penyamun.
Sang penyamun kemudian melihat anak itu dan bertanya, “Hendak pergi ke mana kamu?”.
Si anak menjawab, “ Saya pergi mencari baju dan mencari makan”.
“Besok kamu akan mendapat apa yang kamu cari. Mampirlah nanti ke rumah saya”, kata si penyamun.
Sang anak menjawab, “baiklah”.
Alhasil, menginap si anak di rumah penyamun itu. Ia diberi makanan dan minuman.
Keesokan siangnya, anak ini pergi melanjutkan perjalanannya dan sampai di rumah seorang yang sudah tua.