KOMPAS.com - Istana Maimun merupakan peninggalan sejarah Kerajaan Deli yang kini difungsikan sebagai museum.
Lokasi Istana Maimun berada di Jalan Brigjend Katamso No. 1, Medan, Sumatera Utara.
Istana Maimun menjadi salah satu tujuan wisata sejarah terkenal di Medan yang memanjakan mata pengunjung dengan kemegahan arsitekturnya
Berikut sejarah Istana Maimun peninggalan Kerajaan Islam Deli.
Baca juga: Kesultanan Deli: Sejarah, Raja-Raja, Kehidupan, dan Peninggalan
Istana Maimun dibangun oleh Sultan Ma'mun Al Rashid Perkasa Alamsyah, yang memerintah Kerajaan Deli antara 1873–1924.
Pembangunan istana ini dimulai pada 1888 dan selesai pada 1891.
Melansir Kompas Regional, nama Maimun untuk istana ini diambil dari nama permaisuri sultan yang bernama Siti Maimunah.
Selain sebagai bukti cinta sultan kepada permaisurinya, kata maimun berasal dari bahasa Arab yang berarti berkah.
Setelah selesai dibangun, Sultan Ma'mun Al Rashid Perkasa Alamsyah menjadi sultan pertama yang menempati Istana Maimun.
Istana ini menggantikan peran istana Kesultanan Deli sebelumnya yang berada di Medan Labuhan.
Pemindahan pusat pemerintahan dilakukan karena sultan menginginkan ibu kota barunya berada di jantung Kota Medan, dan wilayah Medan Labuhan juga dianggap sudah terlalu sesak dengan aktivitas perniagaan.
Baca juga: 4 Istana yang Dibangun pada Masa Daulah Abbasiyah
Arsitek yang membangun Istana Maimun adalah Theodore van Erp, Kapten Konijnlijk Nederlands-Indische Leger (KNIL) atau tentara Kerajaan Hindia Belanda.
Salah satu hal menarik dari Istana Maimun adalah memiliki gaya arsitektur lintas budaya, yakni perpaduan antara corak Eropa, Persia, India, Melayu, dan Indonesia.
Gaya arsitektur Melayu dapat ditemukan pada atap istana yang berbentuk limas, kemudian adanya corak pucuk rebung dan awan boyan.
Nuansa Eropa dalam Istana Maimun tampak pada tiang-tiang penyangga, dinding vertikal, kubah, serta lampu-lampu gantung yang didatangkan dari Perancis.