Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Banda Neira, Dulunya Pusat Pala di Dunia

Kompas.com - 27/06/2023, 14:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Banda Neira adalah sebuah pulau di Kepulauan Banda, Indonesia.

Pulau ini telah dikelola sebagai bagian dari administratif Kabupaten Kepulauan Banda di Kabupaten Maluku Tengah, Maluku.

Dulunya, pulau ini terkenal menjadi pusat perdagangan pala dunia.

Maka dari itu, beberapa negara memperebutkan Banda Neira dan bahkan ingin menjajahnya.

Berikut ini sejarah Banda Neira.

Baca juga: Mengingat Banda Neira, Nostalgia Pulau Penghasil Pala

Asal-usul penamaan Banda Neira

Berdasarkan dari sejarahnya, ada lima nama yang pernah disematkan pada Pulau Banda Neira, yaitu:

  • Wanda: disebut dalam Kitab Negarakertagama
  • Andare: disebut dalam manuskrip kuno Hikajat Banda
  • Andan: disebut dalam manuskrip kuno Hikajat Lonthoir
  • Neira: disebut dalam laporan kolonial sejak Portugis hingga Inggris
  • Banda Neira: disebut dalam karya sejarawan Des Alwi

Apabila diusut lebih lanjut, nama Neira telah beberapa kali muncul dalam syair kabata yang merupakan folklor Belanda.

Di dalamnya, ada penyebutan nama “Nira” yang merujuk pada tokoh penyebar agama Islam di Maluku, termasuk Banda.

Nama lengkap dari penyebar agama Islam ini adalah Nirawati Watro.

Sementara itu, menurut sejarawan asal Banda, yaitu Des Alwi, kata “Nira” dapat diartikan sebagai maju.

Selaras dengan kata “Nayira”, dalam bahasa Arab artinya cahaya yang maju atau berpendar.

Dari definisi tersebut menunjukkan bahwa Banda Neira pernah menjadi sebuah kota yang terkenal dan maju karena perdagangan rempah-rempah.

Baca juga: Pulau Nusa Barung Dibumihanguskan, Tak Berpenghuni hingga Kini

Pulau penghasil pala

Pada zaman dulu, Banda Neira adalah sangat terkenal karena menjadi satu-satunya penghasil pala di dunia.

Hal ini disebabkan karena buah pala diyakini hanya bisa tumbuh di daerah itu, yang tanahnya subur dan tidak banyak terkena hujan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com